LUWU TIMUR – Kebocoran pipa minyak milik PT Vale Indonesia Tbk di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terus menjadi sorotan.
Sejak insiden terjadi pada 21 Agustus 2025, tumpahan minyak kian meluas hingga merusak lahan pertanian warga di lima desa, dengan total area terdampak mencapai 82 hektar.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, memimpin rapat koordinasi di Kantor Camat Towuti, Kamis (28/8/2025), untuk membahas dampak dan langkah penanganan cepat.
Ia menegaskan pentingnya penyelesaian menyeluruh agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Per hari ini, kebocoran sudah berdampak pada lahan warga di lima desa, yaitu Lioka, Baruga, Langkia Raya, Matompi, dan Timampu. Kita harus objektif dalam menangani persoalan ini agar tidak muncul spekulasi di masyarakat,” tegas Bupati Irwan dikutip dari rilis Kominfo.
Pemkab Luwu Timur juga telah menurunkan tim ahli untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan dan menentukan langkah taktis pemulihan.
Irwan meminta PT Vale untuk melakukan evaluasi teknis serta memperkuat sistem deteksi keselamatan agar kebocoran serupa tidak terulang di masa depan.
PT Vale Indonesia Minta Maaf dan Siapkan Pemulihan
Menanggapi situasi ini, Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan pemerintah.
Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab penuh atas kerusakan sosial dan lingkungan yang ditimbulkan.
“Kami berkomitmen melakukan pemulihan dan mitigasi dampak sebagai bentuk tanggung jawab moral kami setelah 50 tahun beroperasi di Luwu Timur. Langkah tanggap darurat sudah dilakukan, mulai dari menutup sumber kebocoran, membersihkan area terdampak, hingga monitoring kualitas air dan tanah,” jelas Budiawansyah.
PT Vale juga membuka Posko Informasi dan Pengaduan di Kantor Camat Towuti sejak 25 Agustus 2025. Posko ini melayani masyarakat setiap hari pukul 07.00–18.00 WITA, untuk menampung aduan maupun masukan warga terkait dampak kebocoran.
Selain itu, perusahaan menyiapkan Posko Medis di Desa Lioka dengan tenaga kesehatan yang berjaga 24 jam. Meski hingga kini belum ada laporan gangguan kesehatan, layanan tersebut tetap dibuka sebagai langkah antisipasi.
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Rapat koordinasi di Towuti dihadiri unsur Forkopimda, DPRD Luwu Timur, aparat kepolisian, TNI, para kepala desa, serta masyarakat terdampak.
Usai rapat, rombongan Bupati bersama perwakilan PT Vale melakukan peninjauan langsung ke lahan warga yang terkena dampak tumpahan minyak.
Kepala Desa Baruga, Musafir Laeda, mengajak masyarakat tetap tenang dan memanfaatkan posko aduan serta fasilitas medis yang tersedia.
“Kalau pun sebelumnya ada komunikasi kurang baik karena situasi panik, sekarang sudah ada jalur resmi untuk menyampaikan laporan. Mari kita bekerjasama demi pemulihan Towuti,” ujarnya.
Sementara itu, Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma, menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak.
“Tim kami bekerja siang malam. Semangat #BersamaUntukTowuti menjadi kunci agar pemulihan bisa berjalan cepat dan tepat,” terangnya.
Tanggung Jawab Lingkungan Jadi Ujian Serius
Insiden kebocoran pipa minyak di Towuti menjadi ujian serius bagi PT Vale Indonesia dalam hal tanggung jawab lingkungan dan keberlanjutan operasional.
Perusahaan menegaskan komitmennya untuk mempercepat pemulihan, melakukan pendataan lahan terdampak bersama Pemkab Luwu Timur, serta meningkatkan standar keselamatan operasi.
Dengan koordinasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan PT Vale, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung cepat sehingga aktivitas warga Towuti kembali normal dan lingkungan yang rusak dapat direstorasi secara berkelanjutan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini