JAKARTA – Ratusan mahasiswa asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Jakarta mengambil alih kantor penghubung Pemerintah Provinsi Sultra di Jakarta.
Aksi ini dilakukan setelah mereka terpaksa meninggalkan kontrakan masing-masing akibat pengusiran oleh pemilik rumah sewa.
Tanpa tempat tinggal, para mahasiswa akhirnya menempati mes milik Pemprov Sultra dan menjadikannya sebagai asrama darurat sementara.
Salah satu perwakilan mahasiswa, Rendy Salim, menjelaskan bahwa tindakan tersebut bukan bentuk perlawanan, melainkan desakan akibat situasi yang tidak bisa mereka hindari.
“Kami tidak bermaksud melanggar aturan, tapi kami juga butuh tempat tinggal. Kami berharap pemerintah daerah hadir, mendengar suara kami, dan mencari solusi permanen. Kami menempati mes ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi karena keadaan yang memaksa,” ujar Rendy, kader Pemuda 21 Sultra, Selasa (7/10/2025).
Para mahasiswa mengaku telah berulang kali berkomunikasi dengan pihak Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara di Jakarta, namun belum memperoleh kepastian terkait penanganan masalah mereka.
Mereka mendesak agar Pemprov Sultra segera membangun asrama resmi bagi mahasiswa Sultra di perantauan.
“Setiap tahun banyak mahasiswa Sultra datang ke Jakarta untuk kuliah. Tapi fasilitas asrama daerah tak pernah disiapkan dengan serius. Kami berharap ini menjadi momentum bagi Pemprov untuk membangun rumah bagi generasi muda Sultra di ibu kota,” ungkap salah satu mahasiswa.
Aksi pendudukan kantor penghubung tersebut berlangsung damai dan mendapat perhatian dari berbagai organisasi mahasiswa daerah (ORMADA) di Jakarta.
Mereka berencana melakukan audiensi resmi dengan perwakilan pemerintah daerah, sekaligus menyerahkan petisi dukungan pembentukan asrama tetap mahasiswa Sultra di Jakarta.
Langkah ini disebut sebagai aksi solidaritas dan seruan moral agar Pemprov Sultra tidak abai terhadap kebutuhan dasar warganya yang menuntut ilmu di luar daerah. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini