Lingkungan Konawe
Home / Sultra / Konawe / Waworaha di Teluk Soropia, Konawe Diam-diam Dikepung Proyek

Waworaha di Teluk Soropia, Konawe Diam-diam Dikepung Proyek

Landskap Desa Waworaha, di Teluk Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Dok

KONAWE – Waworaha di Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara selama ini hidup sebagai teluk yang tenang. Mangrove tumbuh rapat menjaga garis pantai, ikan-ikan masih berlimpah di dasar laut, dan nelayan menggantungkan hidup mereka dari jaring yang dilempar tiap pagi.

Dalam beberapa tahun terakhir, teluk ini juga menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa dan peneliti. Mereka menyelam, mendokumentasikan terumbu karang, lalu kembali ke kampus dengan cerita tentang keindahan bawah laut Sulawesi Tenggara.

Namun, di balik tenangnya laut Waworaha, diam-diam ada sebuah rencana industri yang menyusup masuk: pembangunan Jetty Storage Tank. Nama proyek ini mungkin terdengar teknis, tapi dampaknya sangat nyata: jalur laut wisata bisa terputus, mangrove bisa ditebang, dan ekosistem perairan bisa tercemar.

Proyek yang Sunyi, Warga yang Dibisukan

Sosialisasi memang dilakukan. Tapi anehnya, forum publik yang mestinya menjadi ruang terbuka justru tidak benar-benar terbuka. Sebagian warga hanya didatangi dari rumah ke rumah.

Kepala desa yang hadir dalam sosialisasi memilih bungkam saat wartawan bertanya. Informasi yang beredar pun setengah hati, seolah-olah ada yang sengaja disembunyikan.

Pemuda Asal Konawe Demonstrasi di Kantor VDNI Jakarta, Soroti Tiga Masalah Besar

Padahal, publik berhak tahu. Bagaimana status kawasan mangrove menurut tata ruang Konawe? Apakah dokumen Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) sudah sah? Mengapa ada kabar dokumen itu sempat ditolak hingga dua kali? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dijawab, sementara sosialisasi terus berjalan.

Masalah Ekologi: Apa yang Bisa Hilang?

1. Mangrove sebagai Benteng Alam

Mangrove di Waworaha bukan sekadar pohon di pesisir. Ia adalah benteng alami yang menahan abrasi dan badai.

Studi menunjukkan, 100 meter hutan mangrove mampu meredam energi gelombang hingga 50%. Jika mangrove ditebang untuk memberi jalan bagi jetty, desa pesisir kehilangan pelindung alaminya.

Mangrove juga penyerap karbon biru. Artinya, hilangnya mangrove sama dengan melepaskan bom karbon ke atmosfer, memperparah krisis iklim.

Warning Bagi Pengembang di Kendari: Risiko Ekologis Lebih Mahal

2. Terumbu Karang dan Sedimentasi

Proses pengerukan laut untuk jetty memicu sedimentasi. Lumpur yang naik akan menutup polip karang, menghalangi cahaya, dan membuat karang mati.

Padahal, terumbu karang Waworaha adalah “rumah ikan”. Jika karang mati, rantai ekologi hancur, stok ikan berkurang, nelayan pun kehilangan mata pencaharian.

3. Risiko Tumpahan Hidrokarbon

Jetty Storage Tank identik dengan aktivitas minyak/BBM. Risiko tumpahan hidrokarbon sekecil apa pun bisa meracuni mangrove, ikan, hingga kerang-kerangan yang menjadi sumber protein warga.

Sultra Jadi Jangkar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur

Polusi minyak sangat sulit dipulihkan. Sekali mencemari, dampaknya bisa bertahan puluhan tahun.

4. Wisata Bahari yang Bisa Mati Sebelum Tumbuh

Waworaha sedang berada di fase emas: mahasiswa rutin menyelam, wisatawan mulai datang, nelayan memadukan melaut dengan jasa wisata.

Industri berat akan membunuh potensi wisata bahari yang memberi nilai ekonomi lebih panjang dan lestari dibandingkan keuntungan sesaat dari industri ekstraktif.

Praktisi pariwisata Sultra, Ahmad Nizar, mengingatkan bahwa Waworaha sedang berada di puncak pertumbuhan. Wisata bahari mulai dikenal, kegiatan mahasiswa semakin ramai, dan nelayan sudah mulai memadukan hidup mereka dengan pariwisata.

“Kalau Jetty Storage Tank berdiri, jangan harap wisata bisa berkembang. Laut ini akan kehilangan daya tariknya,” kata Nizar.

Artinya, Waworaha bukan hanya soal keindahan laut. Ia adalah ruang ekonomi baru yang sedang dibangun masyarakat dengan tangan mereka sendiri. Kehadiran proyek industri justru bisa meruntuhkan peluang itu dalam sekejap.

Masa Depan yang Dipertaruhkan

Kisah Waworaha bukan hanya soal satu desa. Ia adalah gambaran dilema pembangunan di Sulawesi Tenggara: apakah kita terus mengulang pola lama yang mengorbankan ekologi demi industri jangka pendek, atau mulai serius menata ruang hidup dengan prinsip berkelanjutan?

Teluk Waworaha kini diam-diam dikepung. Tetapi diam bukan berarti tanpa perlawanan. Masyarakat, akademisi, dan publik luas punya hak untuk bertanya, mengkritisi, dan menuntut transparansi.

Karena pada akhirnya, pertanyaan paling mendasar tetap sama: teluk ini akan diwariskan sebagai ruang hidup, atau sebagai cerita tentang keindahan yang hilang karena sebuah proyek?

(Red)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Top News

01

KPK Bidik Daerah Lain Penerima DAK Kesehatan di Sulawesi Tenggara

02

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di 16 Daerah Sulawesi Tenggara: Cek Daftar Lengkapnya!

03

Gerakan Pangan Murah di Sulawesi Tenggara Disambut Antusias Rakyat

04

DKPP Periksa KPU Konawe Kepulauan dan Kolaka Timur Terkait Pelanggaran Etik

05

Breaking News: KPK OTT Bupati Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara

Berita Terbaru






Jadwal Sholat

⏳ Mengambil jadwal sholat...
Iklan Promosi Mediasultra.com

Media Politik






Kendari Hits





⚽ Jadwal Pertandingan

  • RCD Mallorca vs RC Celta de VigoPrimera Division23 Aug 2025 - 22:00 WIB
  • Club Atlético de Madrid vs Elche CFPrimera Division23 Aug 2025 - 00:30 WIB
  • Levante UD vs FC BarcelonaPrimera Division23 Aug 2025 - 02:30 WIB