Lingkungan
Home / Lingkungan / Trend Asia: PT Vale Gagal Mitigasi Tumpahan Minyak di Towuti

Trend Asia: PT Vale Gagal Mitigasi Tumpahan Minyak di Towuti

Areal persawahan di Towuti tercemar minyak PT Vale. File: Trend Asia

JAKARTA – Investigasi Trend Asia mengungkapkan kegagalan PT Vale Indonesia dalam mengantisipasi dan memitigasi tumpahan minyak jenis Marine Fuel Oil (MFO) yang mencemari wilayah Towuti, Sulawesi Selatan, akhir Agustus 2025 lalu.

Fakta di lapangan menunjukkan insiden pencemaran berulang ini bukan yang pertama terjadi.

Sejak 2009, setidaknya lima kali kebocoran minyak milik PT Vale mencemari laut, sungai, hingga lahan pertanian warga. Tiga insiden terjadi di Laut Lampia (2009, 2012, 2014) dan dua lainnya di Desa Lioka (2010 serta 2025).

Rangkaian peristiwa ini menimbulkan keraguan serius atas klaim “sustainability” yang kerap digaungkan perusahaan tambang nikel tersebut.

Tumpahan minyak terbaru PT Vale di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu Timur telah merusak setidaknya 82 hektare sawah, kebun-kebun, empang, dan peternakan milik warga.

Parlemen 5 Daerah Penghasil Nikel di Indonesia Sepakat Bangun Aliansi

Tumpahan lebih dari 90 ribu liter MFO mengular sepanjang 10 km melalui Sungai Koromusilu yang merupakan sumber air penting warga hingga ke muara di Danau Towuti.

Dokumentasi Trend Asia menemukan berbagai kebocoran berdampak destruktif pada satwa liar, termasuk ikan dan burung.

Dalam keterangan pers PT Vale, yang diperkuat studi awal Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia, kebocoran pipa disebabkan oleh tekanan eksternal seperti gempa.

Namun olahan Trend Asia terhadap data BMKG mengungkapkan bahwa sejak 11 tahun (2015-2025) terakhir, jalur pipa PT Vale di Luwu Timur termasuk salah satu hotspot aktivitas gempa di Sulsel dengan 404 kali gempa.

Pada tahun 2025 saja, tercatat 189 kali gempa dan dalam 8 tahun terakhir, 73 gempa bertumpu di Desa Lioka.

DPR Ungkap Operasi Tambang Tanpa AMDAL di Kolaka, Sultra

“Apakah data-data gempa dan pergeseran tanah yang sangat mudah diperoleh ini tidak masuk dalam risiko yang diperhitungkan oleh PT Vale puluhan tahun lalu? Kebocoran dan tumpahan minyak yang terus berulang ini memunculkan keraguan tinggi atas klaim keberlanjutan yang selalu jadi kosmetik PT Vale,” ungkap Novita Indri, Juru Kampanye Energi Trend Asia dalam siaran pers, Senin (22/9/2025).

Di laman situs perusahaan, PT Vale  juga mengakui adanya kekhawatiran warga tentang  seberapa bahayanya dampak cemaran pada sawah, sungai dan empang. Namun perusahaan memilih tidak memberikan jawaban bagaimana bahayanya pencemaran minyak ini.

Pun hingga hari ke-28 pasca tumpahan minyak, belum ada keterangan dampak cemaran pada biodiversitas di sekitarnya. Padahal Trend Asia menemukan bukti visual dari kematian-kematian satwa di wilayah terdampak pada hari keempat sejak tumpahan terjadi.

Secara global, Vale sendiri punya rekam jejak kecelakaan limbah yang buruk. Di Brazil, minimnya mitigasi telah berujung pada jebolnya tanggul limbah tailing di Bento Rodrigues (2015) dan Brumadinho (2019) yang secara total berujung pada kematian 289 orang dan secara masif mencemari sungai.

Pada 2020, investigasi menemukan bahwa Vale memalsukan laporan keamanan dari setidaknya 10 tanggul limbah yang mereka operasikan.

TNI AL Sergap 2 Kapal Ilegal Pembawa Nikel ke IMIP

“PT Vale harus memberikan penjelasan jujur bagaimana bahayanya dampak cemaran dari tumpahan minyak ini kepada masyarakat termasuk memberikan kompensasi yang menyeluruh. Ketimbang sibuk dengan kampanye pencitraan, Vale harusnya bekerja lebih serius untuk tidak menggunakan energi fosil lagi dalam operasional industrinya,” tutup Novita.

Vale Klaim Sudah Lakukan Pemulihan

Plt Sekretaris Perusahaan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Anggun Kara Nataya mengatakan, sejak pertama menerima informasi kebocoran ini, perusahaan telah melakukan beberapa langkah yakni membentuk tim tanggap darurat untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan pemulihan, menghentikan sementara kebocoran minyak dengan menggunakan valve, dan mencari sumber kebocoran pipa minyak.

Selain itu, juga melakukan mitigasi penyebaran minyak dengan pemasangan penghalang/containment termasuk dengan menggunakan oil boom dan oil trap.

Kemudian, melakukan pengujian kualitas air dan tanah di lokasi, membentuk Posko Informasi dan Bantuan di Kantor Kecamatan Towuti, serta berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan langkah penanggulangan dilakukan secara terpadu dan transparan.

Pemulihan Berkelanjutan

Upaya pemulihan pasca-insiden pipa minyak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur terus berlanjut dengan mengedepankan pendekatan kolaborasi dan ilmiah.

Memasuki hari ke-19, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) kini fokus memastikan kualitas air di Danau Towuti terjaga.

Demi memastikan komitmen tersebut, perseroan melibatkan tiga orang tim ahli dari HAS Environmental, Rabu (10/9/2025) dengan melalukan  pemantauan kualitas air di kawasan Danau Towuti.

Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh menggunakan standar metode ilmiah dan peralatan uji modern untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengambilan sampel dimulai dari area sekitar dermaga, kemudian bergerak menuju bagian tengah danau, hingga ke area dekat muara Sungai. Kegiatan ditutup dengan pengambilan sampel air dari tangki air warga Towuti, untuk memeriksa kualitas tangki yang digunakan warga.

Tenaga Ahli HAS Environment, Tri Wisnu Febrianto bertanggung jawab untuk proses pengambilan sampel air ini, memastikan setiap tahapan berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan.

“Kami menggunakan metode ilmiah yang tervalidasi dan peralatan modern untuk memastikan data yang kami peroleh akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cakupan lokasi yang beragam, hasil pemantauan ini akan menjadi rujukan penting dalam memastikan air tetap aman bagi lingkungan dan masyarakat,” jelas Tri Wisnu Febrianto, Rabu (10/9/2025).

Di sisi lain, upaya di darat juga terus berlangsung. Di titik 7, selama dua minggu terakhir, relawan bersama empat orang dari tim SAR, Batara Guru Rescue, Malili, tetap siaga dari pagi hingga sore hari untuk mendukung proses pembersihan pada area terdampak.

Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale, mengatakan, langkah ini adalah wujud nyata untuk memastikan pemulihan yang tuntas dan berkelanjutan.

“Kami tidak hanya berfokus pada area yang terlihat, tetapi juga melangkah lebih jauh, sampai ke Danau Towuti, untuk memastikan tidak ada dampak yang luput dari penanganan. Kami percaya, dengan pendekatan berbasis ilmiah dan data yang akurat, kami dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan kita bersama.”ungkapnya.

Hingga hari ke-19 dari total 220  aduan yang tercatat dari enam desa terdampak, 48% di antaranya telah berhasil diselesaikan.

Data ini menjadi bukti nyata komitmen PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dalam memastikan setiap keluhan ditangani dengan baik. (MS)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Top News

01

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di 16 Daerah Sulawesi Tenggara: Cek Daftar Lengkapnya!

02

PSN Kawasan Industri Kendari Terpadu Hadapi Masalah Agraria

03

Profil Laode Sulaeman, Putra Baubau Sulawesi Tenggara yang Resmi Jadi Dirjen Migas ESDM

04

KORUPSI TAMBANG EMAS: Kejagung Usut Tiga Perusahaan Raksasa di Sulawesi Tenggara

05

Investasi Rp181,58 Triliun di Pomalaa, IPIP akan Serap 10.000 Tenaga Kerja

Berita Terbaru






Iklan Promosi Mediasultra.com

Media Politik






Kendari Hits