Ekonomi & Bisnis
Home / Ekonomi & Bisnis / Investasi Rp181,58 Triliun di Pomalaa, IPIP akan Serap 10.000 Tenaga Kerja

Investasi Rp181,58 Triliun di Pomalaa, IPIP akan Serap 10.000 Tenaga Kerja

Kapolda Sultra, Irjen Pol. Dwi Irianto, saat melakukan kunjungan kerja ke proyek IPIP pada Minggu (11/5/2025). Ist

KOLAKA – Proyek strategis nasional Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP) resmi berjalan dengan nilai investasi fantastis sebesar Rp181,58 triliun. Kawasan industri berbasis hilirisasi nikel ini diproyeksikan menyerap hingga 10.000 tenaga kerja lokal dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Investasi tersebut digawangi oleh Huayou Indonesia, anak perusahaan Zhejiang Huayou Cobalt yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki lebih dari 17.000 karyawan di berbagai wilayah operasi. Perusahaan ini berkomitmen membangun industrial park ramah lingkungan dengan teknologi rendah karbon, mendukung pengembangan industri bahan baku baterai kendaraan listrik.

Indonesia Pomalaa Industrial Park merupakan kawasan industri tertutup yang menyatukan berbagai tahapan dalam rantai produksi baterai lithium. Mulai dari High Pressure Acid Leaching (HPAL), Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), pemurnian, prekursor, bahan katoda, hingga daur ulang baterai.

Kawasan ini mengusung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), dengan pemanfaatan energi bersih dari gas, air, dan panel surya. Tujuannya jelas: menciptakan kawasan industri baterai kelas dunia yang efisien, hijau, dan berkelanjutan.

Proyek-Proyek Strategis Huayou di Indonesia

13.751 Bidang Tanah di Kawasan Transmigrasi Ditargetkan Bersertipikat Tahun 2025

Huayou Cobalt telah mengembangkan berbagai proyek penting di Indonesia, termasuk:

  • Huayue HPAL (IMIP, Sulawesi Tengah): Proyek HPAL terbesar di dunia dengan teknologi generasi ke-3, telah beroperasi dan mencetak rekor skala dan efisiensi.
  • Huafei HPAL (Weda Bay, Maluku Utara): Mengusung teknologi HPAL generasi ke-4 dengan proses lebih ringkas, hemat energi, dan ramah lingkungan.
  • Huake RKEF (Weda Bay): Mengolah bijih nikel laterit menjadi prekursor energi baru menggunakan teknologi RKEF + sulfidasi.
  • KNI HPAL (Pomalaa, Sultra): Kolaborasi strategis antara Huayou Cobalt, PT Vale Indonesia, dan Ford Motor untuk membangun pabrik nikel rendah karbon.
  • Sorowako Project (Luwu Timur, Sulsel): Kemitraan lanjutan antara Huayou dan Vale Indonesia dengan fokus pembangunan industri hijau dan berkelanjutan.

Dukungan Gubernur dan Kapolda Sultra

Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka (ASR), menegaskan dukungan penuh terhadap program hilirisasi Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut Kabupaten Kolaka sebagai pusat pertumbuhan baru, ditandai dengan hadirnya perusahaan-perusahaan besar seperti PT Antam Pomalaa, PT Vale, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group), dan IPIP.

Senada dengan itu, Kapolda Sultra, Irjen Pol. Dwi Irianto, melakukan kunjungan kerja ke proyek IPIP pada Minggu (11/5/2025). Dalam kunjungannya, Kapolda menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan stabilitas investasi.

“Investasi sebesar ini bukan hanya tanggung jawab kepolisian dan TNI, tetapi juga tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat,” tegas Kapolda Dwi Irianto.

Seberapa Puas Warga Sultra dengan Program KPR Sejahtera FLPP?

Ia juga mendorong pelatihan generasi muda agar siap bersaing di sektor industri baterai, serta mengajak masyarakat melihat peluang usaha baru yang lahir seiring pembangunan kawasan industri ini.

CEO PT IPIP, Mr. Shao Weisheng, dalam paparannya menjelaskan bahwa proyek ini menargetkan produksi 120 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun di lahan HPAL seluas 260 hektare. Pembangunan tahap awal mencakup area 1.200 hektare, termasuk hunian karyawan yang mampu menampung 10.000 orang.

“Kami berkomitmen membangun industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat Kolaka agar smelter dapat selesai tepat waktu,” ujar Mr. Shao.

Kapolda Sultra juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal suku Tolaki dan kelestarian lingkungan.

“Kehadiran proyek IPIP tidak hanya ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga penghormatan terhadap budaya lokal dan pembangunan sosial yang berkelanjutan,” imbuhnya. (MS)

Di Era Prabowo, Koperasi Diizinkan Kelola Tambang Hingga 2.500 Hektare

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Top News

01

Ekonomi Kolaka, Sultra Tumbuh 5,29 Persen, Konstribusi Tambang Dominan

02

Ruruhi Resmi Jadi Spesies Jambu Baru asal Sulawesi Tenggara

03

Aspal Buton Menanti Kebijakan Khusus Presiden Prabowo

04

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di 16 Daerah Sulawesi Tenggara: Cek Daftar Lengkapnya!

05

Sulawesi Tenggara Raup Devisa Rp25,45 Triliun dari Sektor Perikanan

Berita Terbaru






Jadwal Sholat

⏳ Mengambil jadwal sholat...
Iklan Promosi Mediasultra.com

Media Politik






Kendari Hits





⚽ Jadwal Pertandingan

  • Elche CF vs Real Sociedad de FútbolPrimera Division07 Nov 2025 - 03:00 WIB
  • Girona FC vs Deportivo AlavésPrimera Division08 Nov 2025 - 20:00 WIB
  • Sevilla FC vs CA OsasunaPrimera Division08 Nov 2025 - 22:15 WIB