MAWASANGKA TENGAH — Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) sedang bergeliat untuk tumbuh dengan menciptakan sumber-sumber ekonomi strategis, salah satunya dengan menjadikan Pelabuhan Peti Kemas Wamengkoli sebagai motor penggerak baru perekonomian.
Bupati Buton Tengah, Dr. Azhari, menegaskan pelabuhan ini bukan sekadar jalur distribusi, tetapi akan menjadi pusat perdagangan yang mampu melahirkan nilai tambah bagi hasil bumi dan laut daerah.
Dalam pertemuan sosialisasi strategi pengelolaan pelabuhan di Desa Lalibo, Mawasangka Tengah, pada 28 Agustus 2025, Azhari menyebut Pelabuhan Wamengkoli bakal menjadi “mesin baru” yang mempercepat arus barang dan jasa.
“Pemerintah daerah ingin memastikan pengaktifan Pelabuhan Peti Kemas Wamengkoli benar-benar berjalan optimal. Kami butuh masukan dari para pengguna jasa agar pelabuhan ini bisa menjawab kebutuhan perdagangan di Buton Tengah,” tegasnya.
Infrastruktur dan Keamanan Jadi Andalan
Untuk memperkuat daya saing, Pemkab Buton Tengah berkomitmen menyiapkan fasilitas pendukung, mulai dari pengamanan bersama Satpol PP dan Batalyon TNI, hingga peningkatan infrastruktur pelabuhan. Gudang logistik dan sistem pengelolaan transparan juga masuk dalam prioritas.
Menurut Bupati Azhari, keberadaan pelabuhan yang berfungsi baik akan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Jika Pelabuhan Wamengkoli beroperasi lancar, distribusi komoditas seperti ikan teri, rumput laut, kayu, hingga hasil bumi lain akan lebih tertata. Nilai jualnya naik, dan kesejahteraan masyarakat ikut terangkat,” jelasnya.
MoU untuk Operasional Profesional
Sebagai langkah konkret, Pemkab Buteng segera menyiapkan nota kesepahaman (MoU) dengan mitra strategis. Kesepakatan ini menjadi dasar agar pengelolaan pelabuhan berjalan profesional, aman, dan berkelanjutan.
“Pelabuhan Wamengkoli adalah instrumen pembangunan daerah. Saya akan bekerja keras menjadikannya pusat ekonomi baru demi kemajuan Buton Tengah,” ucapnya.
Didukung Banyak Stakeholder
Pertemuan strategis ini turut dihadiri berbagai pihak, mulai dari perwakilan KSOP Kelas II Baubau, Ketua Komisi I DPRD Buteng, Asisten III Sekda, ASDP, kepala OPD, Dinas Perhubungan, Dinas PU dan Tata Ruang, Dinas Perindag, Bagian Ekonomi Sekda, hingga pelaku usaha transportasi laut dari Buton Tengah, Muna, dan Muna Barat.
Dengan dukungan multipihak, Pelabuhan Peti Kemas Wamengkoli diproyeksikan sebagai simpul logistik baru di Sulawesi Tenggara, sekaligus penggerak utama ekonomi Buton Tengah di masa depan.
Membaca peluang ekonomi Pelabuhan Wamengkoli
Pelabuhan Wamengkoli sejatinya berada pada posisi strategis di Mawasangka Tengah menghubungkan daerah ini dengan jalur pelayaran Baubau–Kendari hingga Makassar–Surabaya.
Produk seperti ikan teri, rumput laut, dan kayu olahan akan memiliki peluang lebih besar menembus pasar regional dan nasional.
Tahap awal pengoperasian akan fokus pada quick wins: pengelolaan arus barang, gudang konsolidasi, jadwal kapal yang pasti, hingga cold chain sederhana untuk menjaga mutu ikan dan rumput laut.
Digitalisasi juga menjadi kunci: portal tarif dan jadwal pelayaran akan dibuat transparan agar mudah diakses publik.
Keuntungan nyata akan langsung dirasakan nelayan dan petani rumput laut yang kini bisa menjual hasil dengan harga lebih kompetitif. Di sisi lain, jalur masuk barang konsumsi dan bahan bangunan lewat Wamengkoli diharapkan menurunkan harga kebutuhan pokok yang selama ini membebani masyarakat.
Meski begitu, tantangan tetap ada: volume muatan yang belum stabil, infrastruktur jalan menuju pelabuhan, hingga potensi konflik lahan.
Pemkab Buton Tengah menyiapkan mitigasi dengan memastikan jadwal pelayaran tetap, listrik stabil untuk kontainer pendingin, dan forum rutin bersama masyarakat serta pelaku usaha.
Dalam tiga tahun roadmap pengembangan, Wamengkoli ditargetkan berevolusi dari pelabuhan operasional dasar menjadi pusat logistik modern dengan peralatan bongkar muat, cold chain yang lebih besar, serta rute reguler ke hub nasional.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Pelabuhan Wamengkoli akan menjadi mesin ekonomi baru Buton Tengah—menurunkan biaya logistik, mengangkat daya saing komoditas, membuka peluang investasi UMKM, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini


