Edukasi Sultra
Home / Sultra / Sultra Perlu Jadi Contoh Nasional Tanpa Kekerasan Pelajar

Sultra Perlu Jadi Contoh Nasional Tanpa Kekerasan Pelajar

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka mengumpulkan 19 kepala sekolah, 740 siswa, dan 130 guru SMKN 2 Kendari sebagai respon atas insiden kekerasan pelajar di Kota Kendari. Foto: PPID Sultra

KENDARI – Kekerasan pelajar kembali mencoreng dunia pendidikan Sulawesi Tenggara (Sultra).

Seorang siswa SMAN 12 Kendari, Alfiansyah, terpaksa dirawat intensif di RS Bahteramas usai menjadi korban pengeroyokan brutal pada 17 Agustus 2025.

Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan pelajar di kota itu yang terus berulang meski pemerintah daerah dan kepolisian sudah bertindak.

Pertanyaannya kini bukan lagi sekadar siapa yang salah, tetapi lebih jauh: mau sampai kapan korban terus berjatuhan?

Paradoks Kekerasan Pelajar di Kendari

2 Nelayan Tewas dalam Tabrakan Perahu dan Kapal Tongkang di Perairan Sultra

Sultra sejatinya sedang gencar membangun tatanan baru sebagai daerah yang aman dan ramah investasi. Namun paradoks terjadi: di tengah pembangunan, sekolah justru kerap berubah menjadi arena bentrok pelajar.

Data mencatat:

2022: 44 pelajar SMKN 1 dan SMKN 2 Kendari diamankan usai tawuran di kawasan MTQ.

2024: 14 pelajar ditangkap polisi dengan barang bukti busur dan ketapel.

Mei 2025: Tawuran pecah di Eks MTQ Kendari saat kegiatan bersih-bersih sekolah.

Prabowo Batal ke Sultra, Sinyal Buruk Bagi Daerah di Tengah Bayang Skandal Tambang

Agustus 2025: 24 pelajar kembali diringkus, 5 jadi tersangka, satu masih buron.

Polanya jelas: setiap tahun kasus tawuran muncul, meski instruksi gubernur dan tindakan polisi sudah berulang kali dijalankan.

Polisi Bertindak Cepat, Tapi Siklus Terulang

Polresta Kendari bergerak cepat pasca insiden terbaru. 24 pelajar diringkus, lima ditetapkan sebagai tersangka, sementara 19 lainnya dipulangkan dengan status wajib lapor.

“Empat orang kami tahan, satu pelaku masih dalam pengejaran. Sisanya kami pulangkan untuk pembinaan keluarga, tapi tetap wajib lapor dua kali seminggu,” jelas Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Welliwanto Malau.

Meski polisi sigap, publik tak bisa menutup mata pada paradoks: setiap kali kasus ditangani, kasus baru segera muncul.

Satgas PKH Bongkar Kejahatan Pembalakan Hutan Skala Besar, Kerugian Negara Rp240 Miliar

Polresta Kendari amankan 24 Pelajar di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) usai terlibat pengeroyokan seorang pelajar, 5 ditetapkan sebagai tersangka. Humas Polda Sultra

Gubernur Andi Sumangerukka: Instruksi Tegas, Tapi Cukupkah?

Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR), turun tangan dengan enam instruksi darurat:

1. Patroli gabungan sekolah–Satpol PP

2. Identifikasi akar masalah siswa

3. Penguatan ekstrakurikuler kolaboratif

4. Pendekatan humanis guru dan orang tua

5. Tes urin acak bagi siswa dan guru

6. Apel umum pelajar secara berkala

“Sekolah harus kembali jadi tempat aman, bukan arena kekerasan,” tegas ASR di hadapan ratusan pelajar SMKN 2 Kendari.

Instruksi ini penting, tetapi publik masih sangsi: apakah benar-benar dijalankan konsisten, atau hanya jadi respon sesaat?

Sultra Harus Jadi Contoh Nasional

Kekerasan pelajar bukan hanya persoalan Kendari atau Sultra. Di berbagai daerah lain, fenomena serupa juga kerap terjadi. Namun justru di titik inilah, Sultra punya peluang emas untuk menjadi contoh nasional.

Langkah yang bisa ditempuh:

– Evaluasi total SMA/SMK di Kendari dan seluruh Sultra.

– Membentuk tim independen yang melibatkan akademisi, psikolog, dan tokoh adat.

– Mendirikan pusat rehabilitasi remaja untuk pelajar bermasalah.

– Mengembangkan ekstrakurikuler kreatif yang benar-benar diminati siswa.

– Menerapkan sanksi tegas bagi sekolah yang abai terhadap potensi tawuran.

Jika Sultra berani melangkah, provinsi ini akan dikenang sebagai daerah yang berhasil memutus siklus kekerasan pelajar dan mengembalikan marwah sekolah sebagai ruang belajar, bukan arena bentrok.

Harapan dari Sultra untuk Indonesia

Hari ini, Sultra berada di persimpangan.

Jika hanya mengandalkan instruksi dan razia, kasus tawuran akan terus berulang.

Jika berani membuat terobosan kebijakan pendidikan yang komprehensif, Sultra bisa jadi pionir nasional.

Paradoks ini sekaligus harapan. Sultra perlu membuktikan bahwa daerah itu bisa jadi contoh nasional tanpa kekerasan pelajar.

Pertanyaan publik kini jelas: Apakah Sultra berani menjawab tantangan sejarah, ataukah tragedi pelajar akan terus menjadi berita tahunan?

(Red)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Top News

01

Ekonomi Kolaka, Sultra Tumbuh 5,29 Persen, Konstribusi Tambang Dominan

02

Ruruhi Resmi Jadi Spesies Jambu Baru asal Sulawesi Tenggara

03

Aspal Buton Menanti Kebijakan Khusus Presiden Prabowo

04

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di 16 Daerah Sulawesi Tenggara: Cek Daftar Lengkapnya!

05

Sulawesi Tenggara Raup Devisa Rp25,45 Triliun dari Sektor Perikanan

Berita Terbaru






Jadwal Sholat

⏳ Mengambil jadwal sholat...
Iklan Promosi Mediasultra.com

Media Politik






Kendari Hits





⚽ Jadwal Pertandingan

  • Real Oviedo vs CA OsasunaPrimera Division03 Nov 2025 - 03:00 WIB
  • Elche CF vs Real Sociedad de FútbolPrimera Division07 Nov 2025 - 03:00 WIB
  • Girona FC vs Deportivo AlavésPrimera Division08 Nov 2025 - 20:00 WIB