KENDARI – Insiden penyerbuan dan penjarahan di Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah pada Jumat malam, 8 Agustus 2025, menimbulkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas investasi industri nikel di Sulawesi dan Indonesia secara umum.
Kejadian ini bukan hanya menimbulkan kerugian materi miliaran rupiah, tetapi juga berpotensi merusak citra Indonesia sebagai destinasi investasi strategis sektor hilirisasi mineral.
Situasi mencekam terjadi di kawasan PT IMIP pada Jumat malam, 8 Agustus 2025, sekitar pukul 22.00 WITA. Sekelompok orang tak dikenal bersenjata tajam, tongkat besi, dan busur menyerbu kawasan industri nikel terbesar di Indonesia tersebut. Massa membakar kendaraan serta menjarah gulungan kabel tembaga berukuran besar.
Aksi anarkis ini terekam dalam video amatir yang beredar di media sosial. Rekaman memperlihatkan pelaku melempari aparat kepolisian dengan batu, sementara sejumlah karyawan turut menjadi korban serangan.
Polisi yang sempat terdesak melepaskan tembakan peringatan, namun serangan batu dan busur tak kunjung berhenti hingga petugas menembakkan peluru karet untuk membubarkan massa.
“Mereka juga melakukan aksi penyerangan dan penjarahan di dalam kawasan. Polisi sudah berusaha menghalau, tapi massa tetap menyerang,” ujar Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Menurut Dedy, para pelaku berhasil membawa kabur sejumlah gulungan kabel tembaga berukuran besar. Nilai kerugian belum dapat dipastikan, namun jumlah kabel yang hilang disebut cukup banyak.
Polres Morowali mengonfirmasi telah mengamankan beberapa terduga pelaku. Sejak Jumat dini hari, gerbang keluar-masuk karyawan di jalur Poltek Lama, Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, dijaga ketat oleh Satgas Pam Obvitnas, Brimob, Koramil 1311-09 Bahodopi, Polres Morowali, dan Polsek Bahodopi.
Dampak Serius terhadap Iklim Investasi Nikel
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep), Bisman Bakhtiar, menilai insiden penjarahan di IMIP akan memberikan sentimen negatif terhadap iklim investasi industri nikel nasional.
“Salah satu variabel besar daya tarik investasi adalah faktor keamanan. Jika keamanan tidak terjamin, maka akan memunculkan sentimen negatif dan menjadi persoalan serius bagi pengembangan investasi,” ujar Bisman, Rabu (13/8/2025) dikutip dari Bloomberg.
Bisman mendesak agar para pelaku penjarahan dijatuhi hukuman setimpal. Pemerintah, menurutnya, juga harus mengambil peran aktif untuk memastikan iklim investasi di sektor nikel tetap kondusif.
Ia menilai pengelola IMIP perlu lebih humanis dalam membangun hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.
“Melakukan pemberdayaan, memberi ruang partisipasi masyarakat, dan menggelar forum komunikasi rutin dengan tokoh setempat akan efektif mencegah penjarahan terulang,” tegasnya.
Pandangan serupa disampaikan analis komoditas sekaligus pendiri Traderindo, Wahyu Tribowo Laksono.
Ia menilai insiden ini berpotensi membuat investor mengurungkan niat berinvestasi di sektor hilirisasi nikel, khususnya di kawasan IMIP.
“Investor, baik lokal maupun asing, sangat mempertimbangkan faktor keamanan. Kerugian miliaran rupiah akibat penjarahan akan meningkatkan persepsi risiko dan merusak reputasi IMIP sebagai kawasan industri yang aman,” kata Wahyu.
Menurutnya, investor akan melakukan analisis risiko lebih mendalam dan mengevaluasi respons keamanan serta manajemen IMIP pasca insiden ini.
Pemerintah Tetap Dorong Hilirisasi dan Produksi Nikel di IMIP
Meski terjadi insiden, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan IMIP sebagai pusat hilirisasi mineral strategis dunia.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan bahwa keberadaan IMIP penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik.
“IMIP adalah etalase industri Indonesia di mata dunia. Keberadaannya meningkatkan nilai tambah dalam negeri, memperluas ekspor, dan menyerap tenaga kerja lokal sesuai misi Asta Cita Presiden Prabowo,” ujarnya saat kunjungan kerja, 13 Agustus 2025.
Pemerintah mendorong peningkatan kapasitas produksi, percepatan manufaktur baterai listrik berbasis nikel, serta penerapan prinsip keberlanjutan.
Penguatan SDM Industri: PILM Jadi Motor di Morowali
Dalam kunjungannya, Faisol juga memberikan kuliah umum di Politeknik Industri Logam Morowali (PILM), yang berada di dalam kawasan industri IMIP.
Ia menekankan pentingnya generasi muda menguasai teknologi dan inovasi untuk mendukung kemajuan industri nasional.
Kepala BPSDMI Masrokhan menyebut tingkat serapan kerja lulusan D3 PILM mencapai lebih dari 80 persen di industri logam. Tiga jurusan unggulan—Teknik Kimia Mineral, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Perawatan Mesin—dirancang selaras dengan kebutuhan industri.
Ancaman Keamanan Harus Segera Ditangani
Insiden penyerbuan di IMIP menjadi peringatan serius bahwa keamanan adalah faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan investasi hilirisasi nikel.
Pemerintah, aparat keamanan, dan pengelola kawasan diminta bertindak cepat agar stabilitas di pusat industri strategis ini tidak terganggu dan kepercayaan investor tetap terjaga.
Dengan posisi IMIP sebagai salah satu pusat industri nikel terbesar di dunia, gangguan keamanan bukan hanya masalah lokal, melainkan isu nasional yang dapat memengaruhi reputasi Indonesia di pasar global. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini