KENDARI – Nilai-nilai kepemimpinan historis dari Raja dan Sultan Buton terbukti sangat relevan dengan nilai-nilai Pancasila, sebuah temuan signifikan yang kini menjadi sorotan.
Penelitian ini diusung oleh Ruslan Rahman, seorang Widyaiswara Ahli Utama baru di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), setelah berhasil melewati uji kompetensi di Jakarta.
Ruslan Rahman, dalam sinopsis yang berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Kepemimpinan Lokal dalam Pembelajaran Agenda Kepemimpinan Pancasila”, menyoroti bagaimana kearifan lokal Buton dapat menjadi landasan kuat untuk pengembangan kepemimpinan Aparatur Sipil Negara (ASN) di era modern.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., yang juga menjadi salah satu penguji, sangat mengapresiasi temuan Ruslan Rahman.
Menurut Asrun Lio, nilai-nilai kepemimpinan masyarakat Buton, seperti kejujuran, keadilan, dan ketegasan, sangat cocok untuk diterapkan dalam kurikulum pelatihan di BPSDM.
“Nilai kepemimpinan lokal masyarakat Buton yang digambarkan dalam orasi ilmiah saudara Ruslan Rahman sangat tepat bila diterapkan dalam kurikulum pelatihan BPSDM,” tegasnya.
Pentingnya integritas moral seorang pemimpin, yang terinspirasi dari Raja dan Sultan Buton, ditekankan dapat membentuk karakter ASN yang lebih baik dalam menghadapi berbagai tantangan politik dan sosial.
Sekda Sultra berharap, widyaiswara dapat menjadi motor penggerak bagi ASN di lingkungan Pemprov Sultra untuk terus belajar dan mengembangkan diri, mewujudkan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.
Buton: Bukan Hanya Aspal, Tapi Juga Warisan Kepemimpinan Luhur
Ruslan Rahman menjelaskan bahwa Buton, yang seringkali hanya dikenal sebagai pulau penghasil aspal di Kawasan Timur Indonesia, memiliki warisan sejarah yang jauh lebih kaya. Sebuah kerajaan atau kesultanan besar pernah berdiri selama lima abad (abad ke-15 hingga ke-19) dan memainkan peran vital dalam pelayaran serta perdagangan di wilayah tersebut.
“Buton sebagai sebuah bekas Kerajaan, maka tidak sulit untuk menebak bahwa di daerah ini pasti terdapat warisan atau peninggalan-peninggalan masa lalu, baik yang berupa benda maupun non benda,” jelas Ruslan.
Warisan benda meliputi benteng-benteng kuno, rumah adat, istana sultan, masjid tua, pakaian adat, dan naskah-naskah kuno. Sementara itu, warisan tak benda mencakup beragam tradisi, syair, dan kearifan lokal, khususnya nilai-nilai kepemimpinan tradisional.
Dalam penelitiannya, Ruslan Rahman berfokus pada identifikasi nilai-nilai kepemimpinan tradisional yang tercatat dalam penelitian ahli maupun yang tersimpan dalam memori kolektif masyarakat Buton.
Tiga Nilai Utama Kepemimpinan Buton untuk ASN
Hasil penelitian Ruslan Rahman berhasil mengidentifikasi tiga kelompok nilai-nilai utama dalam masyarakat Buton. Nilai-nilai ini, menurutnya, dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi ASN dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka saat ini.
Temuan ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis untuk pengembangan kapasitas kepemimpinan ASN di Sulawesi Tenggara, mengintegrasikan kearifan lokal dengan prinsip-prinsip Pancasila demi tata kelola pemerintahan yang lebih baik. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post