KENDARI – Bangsa ini hampir retak. Dari Jakarta hingga Surabaya, amarah massa meledak, membakar gedung DPRD dan simbol-simbol pemerintahan.
Namun di Sulawesi Tenggara, suasana berbeda terasa. Bumi Anoa justru menghadirkan jalan damai, jalan persaudaraan, jalan yang menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukanlah amarah, melainkan persatuan.
MUI Sultra Ajak Masyarakat Jaga Kedamaian
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tenggara, KH Mursyidin, menyerukan agar seluruh masyarakat tidak terprovokasi isu menyesatkan yang bisa memecah belah bangsa.
“Bersama kita menjaga keamanan, kedamaian, ketertiban, dan ketenteraman masyarakat. Jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan,” tegasnya, Minggu (31/8/2025).
Imam besar Masjid Al Kautsar Kendari itu menekankan pentingnya sikap saling menghargai, menghormati, dan menyayangi antarumat.
Menurutnya, hal itu merupakan amal shalih yang akan mendatangkan keberkahan dan ridha Allah SWT.
Sultra Berbeda: Aksi Damai di Tengah Gejolak Nasional
Imbauan MUI sejalan dengan fakta lapangan di Sulawesi Tenggara. Saat sejumlah daerah di Indonesia dilanda aksi anarkis, Sultra justru menunjukkan kedewasaan berdemokrasi.
Jakarta, Makassar, Bandung, hingga Nusa Tenggara Barat diwarnai pembakaran gedung DPRD. Di Surabaya, Gedung Negara Grahadi—ikon Jawa Timur—dibakar massa pada Sabtu (30/8/2025) malam. Namun di Kendari, aksi massa berlangsung aman dan penuh solidaritas.
Aksi Damai Driver Ojol dan Kapolda Sultra
Minggu (31/8/2025), ratusan pengemudi ojek online Kendari menggelar aksi damai untuk mengenang Affan Kurniawan, driver ojol yang tewas saat kerusuhan di Jakarta, 28 Agustus 2025 lalu.
Seusai salat Maghrib berjamaah, salat gaib, dan doa bersama di Masjid Al-Amin Mapolda Sultra, massa bersama Kapolda Sultra Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H., Danrem 143 Halu Oleo Brigjen TNI Raden Wahyu Sugiarto, S.I.P., M.Han, dan Ketua DPRD Sultra La Ode Tariala, menggelar aksi menyalakan lilin dan tabur bunga di Lapangan Depan Mako Polda.
Doa dipimpin oleh ketua komunitas ojek online Kendari. Lilin yang dinyalakan melambangkan doa, harapan, dan solidaritas.
“Lilin ini kami nyalakan untuk mengenang almarhum saudara kami, semoga diterima di sisi Allah. Sekaligus menjadi simbol kedamaian dan ketentraman bagi Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara,” ungkap salah satu pengemudi.
Kapolda Sultra mengaku terharu atas perjuangan dan solidaritas pengemudi ojek online Kendari.
“Semoga dari kegiatan ini silaturahmi terus terjaga, terima kasih teman-teman sudah ikut menjaga kamtibmas,” ujar Irjen Didik.
Ketua DPRD Sultra La Ode Tariala berharap perjuangan almarhum Affan sebagai tulang punggung keluarga mendapat pahala di sisi Allah.
Senada, Danrem 143 Halu Oleo Brigjen Raden Wahyu Sugiarto menyampaikan doa agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya saat menaburkan bunga bersama Kapolda dan perwakilan ojol di atas foto Affan Kurniawan.
Mahasiswa Sultra Pilih Dialog, Bukan Bentrok
Sehari sebelumnya, mahasiswa lintas elemen juga menyampaikan aspirasi di Mapolda Sultra. Kabid Humas Kombes Pol Iis Kristian menegaskan polisi siap mengawal unjuk rasa damai. “Unjuk rasa dengan aman, kami dari polisi juga melaksanakan pengamanan dengan aman,” katanya.
Teladan untuk Indonesia
Dengan luas wilayah daratan 38.140 km², lautan 110 ribu km², dan populasi 2,8 juta jiwa (2024), Sulawesi Tenggara kini menorehkan pelajaran berharga: demokrasi bisa berjalan tanpa kekerasan.
Di saat banyak daerah terbakar amarah, Sultra justru bersinar dengan kedamaian. Imbauan ulama, sikap aparat yang humanis, serta kesadaran masyarakat menjadi kunci mengapa Bumi Anoa hari ini layak dijadikan teladan nasional. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini