BANDUNG – Siapa sangka, limbah kerang dari sungai dan lahan kosong bisa mengantarkan siswa dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menembus panggung nasional.
Itulah yang dibuktikan oleh tim SMAN 1 Kendari yang sukses melaju ke final Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional ITB 2025.
Dengan ide brilian pemanfaatan cangkang pokea dan arang alang-alang sebagai penyerap limbah zat warna metilen biru, tiga pelajar kelas XII ini membuktikan bahwa solusi lingkungan tak melulu lahir dari laboratorium canggih, tetapi bisa tumbuh dari kreativitas anak sekolah.
Apa Itu Kerang Pokea?
Pokea adalah jenis kerang air tawar (familia Corbiculidae) yang banyak ditemukan di Sungai Pohara, Konawe, hingga beberapa sungai besar di Sulawesi Tenggara.
Bagi masyarakat Sultra, pokea bukan sekadar pangan, tapi juga ikon kuliner daerah. Hidangan sate pokea, pallumara pokea atau pokea asam pedas bahkan menjadi menu wajib di Kendari dan sekitarnya.
Namun, di balik popularitasnya, konsumsi pokea juga menghasilkan limbah cangkang dalam jumlah besar.
Selama ini, cangkang pokea hanya terbuang begitu saja, padahal struktur kalsium karbonatnya memiliki potensi besar sebagai adsorben alami.
Limbah Jadi Senjata Inovasi
Tim beranggotakan Anindya Safira Syafrial, Kirany Paramesty Chuday Halip, dan Kaysha Aziza S. ini terinspirasi dari keseharian masyarakat Sultra.
“Pokea itu makanan khas Sultra, tapi cangkangnya jarang dimanfaatkan. Alang-alang pun tumbuh liar tanpa nilai. Dari situlah kami berpikir: bagaimana kalau keduanya jadi penyerap limbah berbahaya?” tutur guru pendamping, Wa Ode Tuti Asndari, Kamis (14/8/2025).
Kombinasi lokal ini terbukti efektif mengikat zat warna metilen biru—bahan berbahaya yang kerap mencemari lingkungan.
Persaingan Ketat, SMAN 1 Kendari Berdiri di Barisan Terbaik
Ajang bergengsi yang dihelat oleh FMIPA ITB itu mengangkat tema Adsorpsi Limbah Zat Warna Menggunakan Adsorben Bahan Alam. Dari ratusan peserta SMA se-Indonesia, hanya 15 tim terbaik yang lolos final.
SMAN 1 Kendari menjadi satu-satunya wakil Sulawesi Tenggara yang menembus babak pamungkas, yang digelar pada 12–13 Agustus 2025 di kampus ITB, Bandung.
Kepala SMAN 1 Kendari, Ruslan, menyebut prestasi ini bukan hanya soal kompetisi, melainkan bukti kualitas siswa daerah.
“Inovasi ini menunjukkan bahwa ide besar bisa lahir dari sekitar kita. Mereka berhasil mengangkat potensi lokal menjadi solusi nasional,” ujarnya penuh bangga.
Sekolah yang Melahirkan Juara
SMAN 1 Kendari beralamat di Jalan Mayjen Sutoyo, Tipulu, berseberangan dengan Kantor Bank Sultra. Dari kawasan eks MTQ Kendari, sekolah ini hanya berjarak 3,9 km atau 9 menit perjalanan.
Dengan kreativitas yang mengubah limbah cangkang pokea dan alang-alang menjadi adsorben alami limbah metilen biru, SMAN 1 Kendari tidak hanya mencatat prestasi akademik, tetapi juga mengirim pesan kuat: anak muda daerah bisa menawarkan solusi global untuk krisis lingkungan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini