KOLAKA UTARA – Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara menghadapi sederet tantangan serius dalam upaya pembangunan lima tahun ke depan.
Dari pertumbuhan ekonomi yang stagnan, kemiskinan yang membandel, angka pengangguran tinggi, hingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih tertinggal—semua menjadi sorotan dalam Musrenbang RPJMD 2025–2029 yang digelar Sabtu (2/8/2025) di Islamic Center Masjid Agung Bahrun Rasyad Wal Ittihad, Lasusua.
Musyawarah ini menjadi langkah awal penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan menjadi pedoman pembangunan Kolaka Utara hingga 2029. Hadir dalam kegiatan ini Bupati Kolaka Utara Drs. H. Nurrahman Umar, unsur Forkopimda, anggota DPRD, para kepala OPD, camat, kepala desa, akademisi, tokoh masyarakat, pelaku usaha, serta perwakilan pemuda dan perempuan.
Dalam dokumen resmi RPJMD terungkap sejumlah indikator negatif yang menunjukkan betapa berat tantangan pembangunan Kolaka Utara:
– Pertumbuhan ekonomi hanya 2–4% per tahun, jauh dari ideal untuk mengejar ketertinggalan.
– Angka kemiskinan tetap tinggi, konsisten di atas 13% dan melampaui rata-rata provinsi dan nasional.
– Tingkat pengangguran terbuka fluktuatif, dengan 67,59% tenaga kerja terjebak di sektor informal (2023).
– Ketimpangan pendapatan meningkat, ditandai dengan Indeks Gini mencapai 0,364 pada 2024 — tertinggi kelima di Sulawesi Tenggara.
– IPM Kolaka Utara masih rendah, menempatkan daerah ini di peringkat 7 dari 17 kabupaten/kota di provinsi.
– Indeks Pelayanan Publik hanya 2,74, dan kategori “rentan” dalam Survei Penilaian Integritas 2024.
– Indeks Risiko Bencana (IRB) tergolong tinggi, diperparah oleh penurunan drastis kualitas tutupan lahan.
Tak Hanya Fisik, Kolaka Utara Butuh Pembangunan Manusia
Bupati Nurrahman Umar menyadari tantangan yang dihadapi tidak bisa diselesaikan hanya dengan membangun infrastruktur.
“Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi investasi jangka panjang yang mutlak dibutuhkan. Kita ingin masyarakat Kolaka Utara menjadi cerdas, sehat, produktif, berdaya saing, dan religius,” ujarnya.
Ia menegaskan, pembangunan lima tahun ke depan harus menyasar akar masalah dengan strategi komprehensif.
“Kami akan membuka jalan-jalan produksi dan usaha tani, tapi juga memperkuat layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan,” tambahnya.
Visi, Misi, dan Arah Baru Pembangunan
Visi pembangunan Kolaka Utara 2025–2029 adalah “Kolaka Utara Madani, Maju, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan.”
Terdapat 7 misi utama untuk menjabarkan visi ini:
1. Peningkatan kualitas SDM,
2. Reformasi tata kelola pemerintahan,
3. Pemerataan infrastruktur dan daya saing daerah,
4. Nilai tambah produk berbasis SDA,
5. Penguatan sektor pertanian luas,
6. Pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan,
7. Memperkuat harmoni sosial dan kebersamaan.
Sebanyak 33 program prioritas dirancang untuk menjawab 25 sasaran strategis dalam dokumen RPJMD. Program-program ini merupakan turunan langsung dari janji politik kepala daerah dan arah kebijakan nasional serta provinsi.
Pembangunan Harus Berbasis Etika dan Spiritualitas
Bupati Nurrahman juga menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam pembangunan.
“Kita tidak hanya membangun jalan dan gedung, tapi juga karakter dan akhlak masyarakat. Nilai-nilai agama menjadi fondasi moral dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan sosial,” tegasnya.
Seruan Kolaborasi untuk Bangkit
Di akhir sambutannya, Bupati menyerukan agar seluruh elemen masyarakat terlibat aktif.
“Kolaka Utara adalah rumah kita bersama. Mari kita bangun dengan semangat gotong royong dan kerja ikhlas demi masa depan yang lebih cerah dan berkeadilan,” pungkasnya. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini