JAKARTA – Suasana di ibu kota memanas. Aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/8), diwarnai kericuhan.
Ribuan massa dari berbagai aliansi mahasiswa dan masyarakat bentrok dengan aparat kepolisian setelah mencoba menerobos barikade pengamanan.
Kericuhan pecah ketika massa berusaha bergerak dari depan ke belakang gedung parlemen. Polisi merespons dengan tembakan water cannon untuk membubarkan aksi. Situasi kacau balau membuat arus lalu lintas di kawasan Senayan lumpuh total.
Enam Demonstran Ditangkap, Polisi Tegaskan Situasi Tak Kondusif
Pantauan di lapangan menunjukkan sedikitnya enam orang demonstran ditangkap aparat kepolisian. Mereka langsung dibawa untuk diperiksa, termasuk barang-barang yang mereka bawa ke lokasi unjuk rasa.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa pembubaran dilakukan karena situasi dinilai sudah tidak kondusif.
“Kami amankan sejumlah orang untuk menjaga keamanan dan ketertiban,” ujar seorang petugas di lokasi.
Tuntutan aksi
Aksi ini digalang oleh berbagai kelompok, mulai dari DPP Generasi Milenial Indonesia yang menghadirkan 500 orang, BEM Universitas Indraprasta PGRI dengan 100 orang, BEM Nusantara DKI Jakarta 300 orang, hingga perwakilan SEMMI Jakarta Timur dan HMI Jakarta Barat masing-masing 50 orang.
Mereka membawa sederet tuntutan keras yang mengguncang dunia politik nasional, di antaranya:
Hapuskan gaji dan tunjangan DPR
Sahkan RUU Perampasan Aset
Pemerintah membersihkan diri dari praktik korupsi, oligarki, politik dinasti, serta menolak keras komersialisasi pendidikan.
Dalam pernyataan yang diunggah akun Instagram @gejayanmemanggil, aksi ini disebut sebagai bentuk amarah rakyat yang merasa dikhianati oleh pemerintah.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka dituding lambat membawa perubahan, sementara mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disorot karena dinilai masih berperan besar melalui jejaring oligarki. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini