KENDARI – Setelah 33 tahun dalam masa penantian, Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya dipercaya menjadi tuan rumah Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional 2025.
Momentum ini menjadi pertaruhan bagi Sultra untuk menunjukkan kesiapan, kapasitas, dan kualitas penyelenggaraan ajang keagamaan berskala nasional.
Sejauh ini, berbagai persiapan terus dimatangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) bersama Pemerintah Provinsi Sultra (Pemprov Sultra).
Seluruh aspek teknis dan infrastruktur dipastikan telah siap mulai dari rumah sakit rujukan, tim medis, apotek, pemadam kebakaran, hingga jaringan internet.
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menekankan STQH bukan sekadar ajang syiar Islam, tetapi juga sarana memperkuat ukhuwah, rekonsiliasi sosial, dan penggerak ekonomi daerah.
“STQH dan MTQ adalah instrumen kebijakan negara. Tidak hanya untuk syiar, tetapi juga sebagai wasilah ukhuwah. Kita berharap STQH menjadi instrumen rekonsiliasi sosial nasional, menghadirkan semangat persatuan dari nilai-nilai Qur’an,” ujar Zayadi dalam Rapat Koordinasi di Kendari, Selasa (9/9/2025).
Launching Resmi STQH Nasional ke-28 Tahun 2025
Perhelatan akbar ini secara resmi telah dilaunching di Hotel Azizah Syariah Kendari oleh Wakil Gubernur Sultra Hugua, bersama pejabat Kemenag, Pemprov Sultra, DPRD Sultra, dan perwakilan Kemenko PMK. Acara dihadiri Bupati/Walikota, Forkopimda, pimpinan perguruan tinggi, MUI, ormas Islam, tokoh agama, hingga pimpinan perbankan.
STQHN ke-28 akan digelar pada 8–19 Oktober 2025 dan sesuai rencana akan dibuka langsung oleh Presiden RI pada 11 Oktober dan ditutup oleh Wakil Presiden RI pada 18 Oktober. Total peserta mencapai 1.027 orang, dengan jumlah keseluruhan termasuk tamu VVIP, VIP, dan kafilah 3.282 orang.
“Kanwil Kemenag Sultra bersama Pemprov siap menyukseskan STQH Nasional ke-28 Tahun 2025. Kita berharap sukses pelaksanaan sekaligus sukses prestasi,” ujar Kakanwil Kemenag Sultra, H. Muhamad Saleh.
Venue STQHN 2025 di Kendari
Enam lokasi utama disiapkan:
1. Tugu Persatuan Sultra – arena utama dan lomba tilawah.
2. Aula IAIN Kendari – hafalan Al-Qur’an 1 dan 5 juz serta tilawah.
3. Aula Inspektorat Sultra – lomba hafalan Al-Qur’an.
4. Aula BPMP Sultra – hafalan 30 juz dan tafsir bahasa Arab.
5. Aula Dinas Pendidikan – lomba hafalan 100 dan 500 hadits.
6. Aula Kanwil Kemenag Sultra – lomba karya tulis ilmiah hadits.
Asrama Haji Kendari akan menjadi pusat registrasi ulang peserta.
Filosofi Logo STQH Nasional 2025
Logo STQH ke-28 yang baru dilaunching sarat makna:
Simbol Quba: masjid sebagai pusat ibadah, warna emas melambangkan keagungan ajaran Islam.
Tugu Persatuan Sultra: simbol persatuan masyarakat yang hidup dalam keragaman.
Simbol Pencerahan: cahaya nilai Qur’an dan Hadis yang menuntun kehidupan religius.
Mushaf Qur’an dan Hadis: pedoman hidup umat Islam.
Tipografi & Tahun STQH: identitas resmi penyelenggaraan.
Simbol Tangan Berdoa: doa untuk keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa.
Dampak Ekonomi dan Kemeriahan Acara
Selain syiar agama, STQHN ke-28 diproyeksikan menggerakkan ekonomi Sulawesi Tenggara. Ribuan peserta dan tamu akan mendorong sektor perhotelan, transportasi, restoran, hingga produk UMKM lokal.
Puncak kemeriahan akan diwarnai Pawai Taaruf kendaraan hias pada 11 Oktober, dimulai dari Lapangan Benu-Benua hingga Kantor Wali Kota Kendari, serta Pameran Islami yang berlangsung 11–18 Oktober 2025.
Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, STQH Nasional 2025 di Kendari menjadi momen bersejarah yang bukan hanya memperkuat iman dan persatuan, tetapi juga menjadi pertaruhan bagi Sultra untuk menunjukkan kemampuan menyelenggarakan ajang nasional berskala besar setelah menunggu lebih dari tiga dekade. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini