LUWU TIMUR – Memasuki hari ketiga pasca-insiden kebocoran pipa minyak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) masih terus berjibaku melakukan penanganan darurat.
Perusahaan menegaskan komitmennya untuk menghentikan kebocoran, memulihkan lingkungan, serta bertanggung jawab atas dampak sosial yang ditimbulkan.
Presiden Direktur PT Vale, Bernardus Irmanto, hadir langsung di lokasi kejadian. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga dan pemulihan lingkungan menjadi prioritas utama.
“Kami memahami beratnya situasi ini bagi masyarakat Towuti. Fokus kami adalah menghentikan penyebaran minyak secepat mungkin, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan. Dengan semangat gotong royong, kami yakin bisa melewati situasi ini bersama,” ujarnya dikutip Rabu (27/8/2025).
Langkah Cepat Penanganan Kebocoran
Tim teknis PT Vale telah berhasil mengisolasi sumber kebocoran dan terus melakukan perbaikan agar aliran minyak tidak semakin meluas.
Pemasangan slick bar dan boom absorbent dilakukan di titik kritis, sementara proses pengurasan minyak menggunakan tangki penampung terus berjalan. Seluruh langkah dipantau langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Luwu Timur untuk menjamin akuntabilitas publik.
PT Vale juga membuka posko pengaduan di Kantor Camat Towuti, serta menyalurkan dukungan logistik dan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak.
Warga setempat turut dilibatkan dalam proses penanganan untuk menjaga solidaritas sekaligus memberikan manfaat ekonomi lokal.
Tim tanggap darurat PT Vale melakukan pemasangan slick bar dan boom absorbent dilakukan di titik kritis kebocoran pipa minyak di Towuti, Luwu Timur. Foto: Vale
Komitmen Pulihkan Lingkungan dan Dampak Sosial
Selain menghentikan kebocoran, PT Vale menegaskan tanggung jawab jangka panjang untuk melakukan rehabilitasi ekosistem di area terdampak, memberikan dukungan sosial-ekonomi bagi warga, serta memperkuat sistem keamanan pipa agar kejadian serupa tidak terulang.
Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale, menambahkan bahwa transparansi menjadi prinsip utama perusahaan.
“Kami akan terus menyampaikan perkembangan secara terbuka. Semua langkah difokuskan pada keselamatan warga, pemulihan lingkungan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Towuti,” katanya.
Tanggung Jawab Perusahaan dalam Sorotan Publik
Meski PT Vale telah melakukan berbagai langkah penanganan, insiden kebocoran ini tetap menuai perhatian publik dan desakan agar perusahaan bertanggung jawab penuh.
DPRD Sulawesi Selatan bahkan meminta agar PT Vale mengganti kerugian masyarakat, terutama di sektor pertanian dan perikanan yang terdampak pencemaran.
Sejumlah warga menyebut kebocoran minyak telah mencemari sawah di sedikitnya lima desa, termasuk Desa Lioka, Baruga, Asuli, Matompi, dan Timampu. Lahan padi seluas puluhan hektare terancam gagal panen akibat tumpahan minyak.
Langkah Kolaboratif
Dalam menghadapi krisis ini, PT Vale bekerja sama erat dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti, BPBD, DLH, aparat kepolisian, TNI, hingga Ditjen Gakkum KLHK. Keterbukaan informasi dijaga melalui laporan harian yang disusun bersama DLH dan disampaikan kepada publik.
Dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan perusahaan, diharapkan pemulihan lingkungan Towuti dapat berjalan cepat dan komprehensif. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
