Otomotif
Home / Otomotif / Produksi Daihatsu Anjlok Hampir 25% Awal 2025, Pasar Domestik Jadi Biang Kerok

Produksi Daihatsu Anjlok Hampir 25% Awal 2025, Pasar Domestik Jadi Biang Kerok

Produksi Daihatsu Anjlok Hampir 25% Awal 2025, Pasar Domestik Jadi Biang Kerok
Produksi Daihatsu Anjlok Hampir 25% Awal 2025. Foto : Screenshoot Website Daihatsu Indonesia

Produksi Daihatsu Turun Tajam Awal Tahun

Jakarta – Industri otomotif Indonesia kembali mendapat kabar kurang menyenangkan pada 2025. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mencatat penurunan produksi cukup signifikan sepanjang Januari hingga Juli tahun ini.

Data Gaikindo menunjukkan, total produksi Daihatsu hanya mencapai 74.762 unit dalam periode tersebut. Angka ini merosot 24,8% dibanding tahun sebelumnya yang mampu menembus 99.464 unit.

Meski begitu, ada sedikit sinyal positif pada Juli 2025. Produksi bulanan naik menjadi 10.433 unit, tumbuh 11,8% dibanding Juni yang hanya mencatat 9.336 unit. Walau kenaikan ini masih relatif kecil, setidaknya memberi angin segar di tengah tren penurunan.

Pasar Domestik Jadi Sumber Masalah

Menurut Sri Agung Handayani, Direktur Marketing sekaligus Corporate Communication ADM, penurunan tajam tersebut terutama dipicu melemahnya pasar dalam negeri.

“Porsi produksi kami terbesar memang di pasar domestik—sekitar 70% lokal dan 30% ekspor. Kalau ekspor masih naik 3%, justru pasar domestik anjlok 12%,” ungkap Agung di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Mobil Listrik DFSK SERES E1, Murah, Canggih, dan Tahan 220 Km Sekali Cas

Lesunya penjualan dalam negeri dinilai berkaitan langsung dengan kondisi ekonomi yang masih berat. Daya beli masyarakat melemah, sehingga penjualan mobil ikut tertekan.

Segmen Andalan Ikut Melambat

Yang lebih mengkhawatirkan, penurunan tidak hanya terjadi di satu jenis kendaraan. Hampir semua segmen utama Daihatsu terkena dampak.

Mulai dari mobil LCGC (Low Cost Green Car), pikap, hingga SUV medium, semuanya mencatat perlambatan.

“Segmen domestik ini erat hubungannya dengan produksi ADM, baik untuk brand Daihatsu maupun merek lain. Penurunannya menunjukkan betapa sulitnya perekonomian Indonesia mengejar target 1 juta unit produksi per tahun,” lanjut Agung.

Ekspor Jadi Penopang

Di sisi lain, pasar ekspor masih mampu memberi napas bagi Daihatsu. Permintaan luar negeri menunjukkan tren positif meski tidak terlalu besar.

NETA V-II Tantang Wuling Air EV, Mobil Listrik Rp299 Juta dengan Fitur Premium

Daihatsu tetap kuat di segmen kendaraan dengan harga di bawah Rp300 juta. Pasar ini menyumbang hampir separuh dari total penjualan mobil nasional.

“Di segmen bawah Rp300 juta, Daihatsu memegang pangsa pasar 34,5%. Itu menempatkan kami di posisi nomor satu,” kata Agung.

Tantangan dari Mobil Listrik Murah

Meski ekspor masih menopang, ancaman baru muncul di pasar domestik. Mobil listrik murah asal China mulai masuk ke Indonesia dengan harga kompetitif.

Beberapa model bahkan dijual setara dengan mobil LCGC, bahkan ada yang dipasarkan di bawah Rp200 juta. Kondisi ini jelas berpotensi mengganggu dominasi merek-merek lama, termasuk Daihatsu.

Namun, Agung menilai pasar mobil listrik murni (BEV) di Indonesia masih sempit. Adopsi kendaraan elektrifikasi (xEV) baru mencapai 4,5%, termasuk hybrid. Sementara penetrasi BEV hanya 1,5% dari total pasar.

10 Mobil Listrik Termurah 2025 di Indonesia, Mulai Rp184 Juta, Fitur Canggih Bikin Melongo!

Fokus pada Pasar Terjangkau

Menghadapi tantangan tersebut, Daihatsu memilih tetap fokus di segmen kendaraan terjangkau. Menurut Agung, pasar ini paling relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, khususnya pembeli mobil pertama.

“Kami tetap berusaha memberikan layanan purna jual yang terjangkau. Nilai jual kembali juga jadi perhatian, apalagi untuk konsumen di perkotaan maupun wilayah pinggiran,” jelasnya.

Selain itu, Daihatsu menaruh perhatian besar pada segmen LCGC dan mobil pikap. Kedua jenis kendaraan ini dinilai strategis, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tapi juga mendukung usaha kecil dan menengah (UKM).

“Fokus kami tetap di kendaraan terjangkau agar masyarakat bisa memiliki mobil dengan harga rasional. Bahkan, mobil pikap bisa membantu mereka memulai usaha kecil,” tutup Agung.

Latar Belakang Industri Otomotif Indonesia

Secara umum, industri otomotif nasional memang sedang menghadapi masa sulit. Target 1 juta unit produksi per tahun masih menjadi tantangan berat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Faktor lain yang ikut memengaruhi adalah:

  • Meningkatnya harga bahan baku otomotif.

  • Tingkat suku bunga tinggi yang membuat pembiayaan kendaraan semakin mahal.

  • Persaingan ketat dengan merek baru, termasuk pabrikan China yang agresif masuk ke pasar mobil listrik murah.

Menariknya, meski produksi mobil konvensional melambat, tren elektrifikasi mulai menunjukkan geliat, meski masih kecil porsinya. Pemerintah sendiri menargetkan adopsi kendaraan listrik meningkat pesat dalam beberapa tahun ke depan.

Produksi Daihatsu sepanjang Januari–Juli 2025 memang anjlok hampir 25%. Lesunya pasar domestik menjadi faktor utama, meski ekspor masih bisa memberi sedikit penopang.

Tantangan semakin besar dengan masuknya mobil listrik murah, namun Daihatsu masih percaya diri di pasar mobil terjangkau di bawah Rp300 juta.

Bagi konsumen, kondisi ini bisa berarti lebih banyak pilihan kendaraan, baik konvensional maupun listrik. Sementara bagi industri otomotif nasional, tahun 2025 menjadi ujian penting untuk menata strategi di tengah persaingan global.MS

Top News

01

KPK Bidik Daerah Lain Penerima DAK Kesehatan di Sulawesi Tenggara

02

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di 16 Daerah Sulawesi Tenggara: Cek Daftar Lengkapnya!

03

Gerakan Pangan Murah di Sulawesi Tenggara Disambut Antusias Rakyat

04

DKPP Periksa KPU Konawe Kepulauan dan Kolaka Timur Terkait Pelanggaran Etik

05

Rp26 Triliun Dana Reklamasi Mengendap, Pemda di Sultra Desak Transparansi dan Hak Kelola

Berita Terbaru






Jadwal Sholat

⏳ Mengambil jadwal sholat...
Iklan Promosi Mediasultra.com

Media Politik






Kendari Hits





⚽ Jadwal Pertandingan

  • RC Celta de Vigo vs Real Betis BalompiéPrimera Division27 Aug 2025 - 02:00 WIB
  • Elche CF vs Levante UDPrimera Division29 Aug 2025 - 00:30 WIB
  • Valencia CF vs Getafe CFPrimera Division29 Aug 2025 - 02:30 WIB