KENDARI – Ancaman serius tengah menghantui masa depan generasi muda di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kejahatan narkoba, tawuran pelajar, hingga balapan liar kian marak, membuat para orang tua gelisah dan cemas anak-anak mereka kehilangan arah.
Keresahan itu mencuat dalam program Jumat Curhat Polda Sulawesi Tenggara yang digelar di Aula Kantor Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia, Jumat (19/9/2025).
Acara ini dihadiri jajaran pejabat utama Polda Sultra, di antaranya Wadir Polair AKBP Dodik Tatok Subiantoro, Wadir Samapta AKBP Herman Setiadi, Wadir Pamobvit AKBP Darmono, serta Kasubdit VVIP Ditpamobvit AKBP Jajang Koswara, bersama Lurah Anggoeya Muh. Idil dan puluhan warga, tokoh masyarakat, serta ketua RT/RW.
Warga Ungkap Keresahan: Generasi Muda di Jalur Salah
Dalam forum itu, Ketua RW 05 Anwar menyoroti maraknya tawuran antar pelajar bersenjata tajam.
Sementara Ketua RT 20 Ld. Taslim menekankan keresahan warga terhadap peredaran narkoba dengan modus “tempel” yang makin sulit diawasi.
Sedangkan Ketua LPM Kelurahan Anggoeya Jumail Remba mengungkap gaya berkendara pelajar yang ugal-ugalan tanpa helm.
Warga lain juga menambahkan persoalan bullying di sekolah, penggunaan knalpot brong, serta minimnya sosialisasi ketertiban lalu lintas di sekolah-sekolah.
Polisi Tanggap: Perangi Narkoba, Tertibkan Jalanan
Kabag Binopsnal Ditresnarkoba Polda Sultra, Kompol Jumardin, S.H., M.H., menegaskan bahwa narkoba adalah ancaman serius. Sepanjang 2025, pihaknya berhasil menyita hampir 20 kg narkoba, sementara jajaran Polres di Sultra mengamankan lebih dari 25 kg.
“Keluarga adalah benteng pertama. Jangan biarkan anak-anak kita jadi korban narkoba. Segera laporkan bila ada indikasi peredaran di lingkungan sekitar,” ujarnya tegas.
Di sisi lain, Wadir Samapta AKBP Herman Setiadi menegaskan bahwa patroli akan ditingkatkan di wilayah Anggoeya dan sekitarnya untuk menekan aksi balapan liar yang kerap meresahkan masyarakat.
Generasi di Persimpangan, Ancaman Lost Generation Nyata
Fenomena narkoba, tawuran pelajar, dan balapan liar di Kendari bukan hanya sekadar kenakalan remaja, melainkan ancaman nyata bagi masa depan generasi muda. Jika dibiarkan, hal ini bisa melahirkan lost generation—sebuah generasi yang kehilangan arah, masa depan, dan produktivitas.
Potensi dampak yang mengintai:
Hancurnya masa depan pendidikan, banyak pelajar keluar jalur akibat narkoba dan tawuran.
Hilangnya potensi SDM unggul yang seharusnya menjadi motor pembangunan daerah.
Meningkatnya beban sosial dan kriminalitas, yang akhirnya membebani masyarakat luas.
Jika tidak ada langkah serius dan kolektif, Kendari bisa kehilangan satu generasi emas yang seharusnya membawa kemajuan daerah.
Jalan Keluar: Gerakan Kolektif Selamatkan Generasi
Program Jumat Curhat Polda Sultra menjadi wadah penting bagi masyarakat menyuarakan kegelisahan sekaligus mencari solusi. Namun, beban ini tidak bisa dipikul polisi saja.
Orang tua, sekolah, pemerintah daerah, tokoh agama, hingga komunitas pemuda harus bersatu untuk membangun benteng sosial yang melindungi anak-anak dari narkoba dan kenakalan jalanan.
Pertanyaan tajam ini patut direnungkan bersama: Mau jadi apa generasi di Kendari jika narkoba, tawuran, dan balapan liar dibiarkan merajalela? (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini