KOLAKA – Ratusan massa dari organisasi masyarakat (ormas) pemuda di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di kawasan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk, Blok Pomalaa, Senin (8/9/2025).
Dalam aksinya, massa mendirikan tenda di area tambang sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan perusahaan yang dinilai belum banyak menyerap tenaga kerja lokal.
Aksi ini berlangsung di Desa Huko-Huko, Kecamatan Pomalaa, hanya dua tahun sejak proyek Indonesia Growth Project (IGP) PT Vale resmi dimulai usai groundbreaking pada November 2022.
Massa yang dipimpin tokoh adat Jayadin itu dikawal langsung oleh Kapolres Kolaka, AKBP Yudha Widyatama, dan Dandim 1412, Letkol Inf Choky Gunawan.
Tuntutan Pemuda Kolaka: Prioritaskan Pekerja Lokal
Jayadin menegaskan aksi ini lahir dari rasa kecewa masyarakat adat dan pemuda Kolaka. Menurutnya, kehadiran PT Vale di Pomalaa belum memberikan dampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja lokal.
“Kami merasa dibohongi. Perusahaan sudah berdiri di Kolaka, tapi anak-anak kami tidak diberdayakan. Kalau pun ada, jumlahnya hanya segelintir,” ujarnya lantang.
Massa menuntut dua hal utama:
1. PT Vale mempekerjakan lebih banyak masyarakat lokal sesuai peraturan yang berlaku.
2. Memberi kesempatan bagi perusahaan lokal untuk bergabung dalam proyek tambang dan smelter.
Perda Kolaka Tegaskan Kuota 70% Pekerja Lokal
Tuntutan ini bukan tanpa dasar. Dalam Peraturan Bupati (Perbup) Kolaka Nomor 56 Tahun 2023, disebutkan setiap perusahaan wajib merekrut 70% pekerja lokal dan hanya 30% tenaga kerja dari luar daerah, sepanjang sesuai kualifikasi jabatan.
Aturan ini dikeluarkan agar investasi besar yang masuk ke Kolaka, terutama sektor pertambangan nikel, benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
PT Vale Tegaskan Komitmen Berdayakan Lokal
Merespons aksi massa, PT Vale Indonesia melalui Head of Corporate Communication, Vanda Kusumaningrum, menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen patuh pada regulasi nasional maupun daerah.
“PT Vale menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat secara damai. Aspirasi terkait tenaga kerja lokal dan kemitraan pengusaha lokal kami catat untuk jadi perhatian serius,” jelasnya.
Vanda juga menambahkan, perusahaan sedang menyiapkan program pelatihan dan pengembangan kompetensi agar putra-putri Kolaka bisa berperan di berbagai level industri tambang, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan lokal dalam rantai pasok.
Aksi Belum Usai, Massa Bertahan di Lokasi
Hingga berita ini diterbitkan, ribuan pemuda Kolaka masih bertahan di lokasi tambang PT Vale dengan mendirikan tenda. Mereka menunggu langkah tegas perusahaan dalam memenuhi tuntutan pekerja lokal.
Proyek pembangunan fasilitas pengolahan nikel HPAL (High Pressure Acid Leaching) di Pomalaa sendiri merupakan investasi strategis yang sejalan dengan agenda hilirisasi nasional. Namun, keberhasilan proyek raksasa ini diyakini hanya akan tercapai jika masyarakat lokal benar-benar dilibatkan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini