KENDARI – Peta ekonomi Indonesia Timur sedang bergerak.
Di tengah perdebatan tentang masa depan investasi nasional, Sulawesi Tenggara (Sultra) muncul sebagai episentrum baru.
Tahun 2025 menjadi saksi penting ketika dua agenda besar digelar bersamaan di Kendari, yakni Rapimprov Kadin Sultra dan Rakornas Produk Hukum Daerah (PHD).
Kehadiran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di dua forum ini menandai perhatian serius pemerintah pusat terhadap Sultra.
Pesan yang hendak ditegaskan jelas: Sultra bukan lagi daerah pinggiran, melainkan poros baru yang menyatukan investasi, regulasi, dan masa depan ekonomi Indonesia Timur.
Investasi Melesat, Ekonomi Menguat
Data menunjukkan capaian impresif. Semester I-2025, realisasi investasi Sultra mencapai Rp13,6 triliun, melampaui target nasional Rp13,2 triliun.
Kontribusi terbesar datang dari industri logam dasar Rp6,7 triliun, disusul sektor pertambangan Rp1,19 triliun, perdagangan dan reparasi Rp474,78 miliar, perumahan dan kawasan industri Rp422,34 miliar, serta jasa lainnya Rp68,6 miliar.
Secara geografis, Kabupaten Kolaka menjadi magnet utama investasi dengan Rp6,48 triliun, disusul Konawe Rp1,89 triliun, Konawe Utara Rp192,7 miliar, Konawe Selatan Rp185,1 miliar, dan Kota Kendari Rp160,5 miliar.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan II-2025 tercatat 5,89 persen dengan PDRB mencapai Rp49,82 triliun. Industri pengolahan tumbuh pesat 18,07 persen, sementara konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak utama.
Angka-angka ini menunjukkan Sultra tengah berlari kencang meninggalkan stigma daerah tertinggal. Capaian ini mencerminkan daya tarik Sultra sebagai pusat investasi di kawasan timur Indonesia.
Pesan Tegas Mendagri: Regulasi Harus Jadi Sahabat Investasi
Dalam Rakornas PHD 2025, Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya sinkronisasi regulasi daerah agar tidak menghambat arus investasi.
“Regulasi di daerah jangan sampai membatasi atau mematikan investasi. Ia harus menjadi instrumen untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan PAD,” tegas Tito.
Sementara itu, pada Rapimprov Kadin, Tito menegaskan kembali pentingnya peran daerah dalam memperkuat ekonomi nasional.
“Ekonomi nasional akan kuat bila daerah mampu mengelola potensi dan mendorong investasi,” ujarnya.
ASR: Sultra Pemain utama
Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR), menyambut optimistis dua agenda nasional tersebut. Baginya, kepercayaan pemerintah pusat menjadikan Sultra sebagai tuan rumah adalah bukti bahwa daerah ini telah diakui sebagai pemain utama, bukan sekadar penonton.
“Sulawesi Tenggara adalah episentrum baru. Dengan potensi nikel, emas, aspal Buton, pariwisata Wakatobi, pertanian, hingga kelautan, Sultra tidak hanya berkontribusi bagi daerah, tetapi juga menopang agenda besar Indonesia Emas 2045,” ungkap ASR.
Ia menekankan pentingnya pengelolaan potensi secara berkelanjutan agar pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan masyarakat.
Anindya Bakrie: Sinergi Pusat-Daerah Kunci Daya Saing
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, turut hadir memberikan dukungan pada Rapimprov Kadin Sultra.
Menurutnya, Sultra memiliki peran penting dalam rantai ekonomi nasional, khususnya dalam hilirisasi nikel, energi hijau, dan ketahanan pangan.
“Sultra punya posisi strategis dalam peta besar ekonomi nasional. Investasi yang masuk harus dikelola dengan tata kelola baik, regulasi yang mendukung, dan kolaborasi erat antara pusat, daerah, dan dunia usaha,” ujar Anindya.
Kadin Indonesia, lanjutnya, siap menjembatani kepentingan daerah dengan kebijakan nasional sehingga sektor unggulan Sultra bisa menembus pasar global.
MBG dan Asbuton: Strategi dari Timur
Dalam Rapimprov Kadin, dua isu strategis mencuri perhatian: Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Aspal Buton (Asbuton).
MBG bukan sekadar program sosial. Dengan anggaran Rp646 miliar dan 55 Sentra Pangan dan Gizi, program ini membuka 16 ribu lapangan kerja baru. Di balik konsep memberi makan anak bangsa, tersimpan strategi ekonomi yang menumbuhkan UMKM lokal.
Asbuton dengan cadangan 660 juta ton menjadi kartu truf Sultra untuk mengurangi impor aspal hingga 76 persen. Jika dijadikan proyek strategis nasional, Asbuton bukan hanya menopang infrastruktur, tetapi juga menjaga kedaulatan fiskal.
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang, menegaskan dunia usaha siap menjadi motor penggerak agar program strategis ini benar-benar memberi manfaat ekonomi bagi rakyat.
Potensi Tak Terbatas: Dari Laut ke Darat
Sultra menyimpan lima pilar investasi masa depan:
1. Pertambangan. Sultra kaya akan nikel, aspal, emas, dan mineral lain, dimana sektor ini menjadi motor ekonomi daerah yang potensinya dapat dikelola untuk keberlanjutan jangka panjang.
2. Jasa. Perkembangan dunia usaha dan layanan publik di Sultra kian menjadi penopang penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
3. Pariwisata. Destinasi unggulan seperti Wakatobi, Pulau Labengki, Pantai Toronipa, dan Pulau Bokori telah menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara.
4. Pertanian. Sultra memiliki ambisi menjadi lumbung pangan nasional dengan komoditas unggulan seperti beras, kakao, kopra, kacang mete, dan jagung, sebagian bahkan telah menembus pasar ekspor.
5. Kelautan dan perikanan: Dengan 72% wilayah berupa laut, Sultra memiliki peluang besar dalam sektor perikanan tangkap maupun budidaya.
Dua Agenda, Satu Pesan
Rakornas PHD menekankan pentingnya regulasi sinkron agar investasi tidak terganjal birokrasi. Sementara Rapimprov Kadin menegaskan peran dunia usaha sebagai motor penggerak utama ekonomi.
Pesannya jelas: pemerintah pusat dan dunia usaha sepakat menjadikan Sultra bukan hanya laboratorium investasi, tetapi model kolaborasi regulasi dan ekonomi.
Dengan capaian investasi yang menembus target, pertumbuhan ekonomi yang stabil, serta sukses menjadi tuan rumah dua agenda nasional, Sultra kini benar-benar berdiri di garis depan.
Sultra hari ini bukan lagi hanya tentang nikel atau pariwisata bahari. Sultra adalah poros ekonomi baru Indonesia Timur, tempat regulasi dan investasi bertemu, ide besar nasional diuji, dan masa depan Indonesia timur sedang ditulis. (Midwan Le Fante)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini