JAKARTA – Kelahiran Nabi Muhammad SAW ﷺ bukan hanya peristiwa sejarah, melainkan momentum agung yang membawa cahaya kehidupan dan rahmat bagi seluruh alam semesta.
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 107:
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Momentum kelahiran Rasulullah dikenal sebagai anugerah terbesar bagi umat manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Sambutan Alam Semesta atas Kelahiran Rasulullah
Dalam kitab Madarijus Su’ud karya Syekh Nawawi Al-Bantani, digambarkan bagaimana alam semesta menyambut penuh suka cita atas lahirnya Nabi Muhammad ﷺ.
Arasy berguncang bahagia, para malaikat berseru dengan tasbih, angin membawa kabar gembira, hingga pepohonan menunduk seakan memberi salam hormat.
Syekh Nawawi menuliskan:
“Ketika Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan, Arasy berguncang penuh kegembiraan, jin dihalangi dari langit, para malaikat bergemuruh dengan tasbih, angin pun bertiup membawa kabar gembira, dan seluruh makhluk berseru: ‘Selamat datang wahai pembawa rahmat!’”
Fenomena Kosmik yang Mengiringi Kelahiran Nabi Muhammad
Sejumlah peristiwa luar biasa terjadi menjelang dan pada malam kelahiran Rasulullah. Api abadi kaum Majusi padam, istana Kisra di Madain retak, lembah tandus Samawah memancarkan air, sementara langit dihiasi cahaya terang yang memancar hingga ke negeri Syam.
Bumi yang semula gersang menjadi subur, hujan turun membawa berkah, bahkan binatang di darat, laut, dan udara seakan bersaksi bahwa sang pembawa cahaya dunia telah lahir. Tahun istimewa ini kemudian dikenal dengan sebutan sanatul fath wal ibtihaj – tahun kemenangan dan kegembiraan.
Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 Bertepatan 14 Rabiul Awal 1447 H
Fenomena kosmik kembali hadir bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Gerhana bulan total diperkirakan terjadi pada 7–8 September 2025 atau bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa gerhana bulan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Karena itu, Kementerian Agama mengimbau umat Islam untuk melaksanakan salat gerhana bulan (salat khusuf) secara berjemaah di masjid atau musala terdekat.
“Gerhana bulan ini menjadi momentum untuk memperbanyak zikir, istigfar, dan doa bersama demi keamanan dan keselamatan bangsa,” ujar Abu Rokhmad, Minggu (7/9/2025).
Fenomena ini akan berlangsung mulai fase sebagian pada pukul 23.27 WIB, 00.27 WITA, dan 01.27 WIT. Fase total awal terjadi pada pukul 00.31 WIB, 01.31 WITA, dan 02.31 WIT, dengan puncak gerhana diperkirakan pada pukul 01.11 WIB, 02.11 WITA, dan 03.11 WIT. Rangkaian gerhana diperkirakan selesai pada pukul 02.56 WIB, 03.56 WITA, dan 04.56 WIT.
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain, hukum melaksanakan salat khusuf adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).
Tata caranya memiliki tiga tingkatan:
1. Dasar: dua rakaat sebagaimana salat sunnah Zuhur.
2. Pertengahan: dua rakaat dengan dua kali rukuk dan dua kali sujud di setiap rakaat.
3. Sempurna: membaca surah panjang sesuai kemampuan, dilanjutkan dengan rukuk dan sujud sesuai panjang bacaan.
Hikmah Kelahiran Nabi Muhammad dan Fenomena Langit
Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ dan fenomena alam seperti gerhana bulan menjadi pengingat bahwa Allah menghadirkan tanda-tanda kebesaran-Nya bagi manusia.
Umat Islam dapat menjadikan momen ini sebagai refleksi spiritual, memperkuat iman, serta menumbuhkan ukhuwah melalui ibadah berjemaah. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini