BALI – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat, khususnya perokok berat, untuk lebih waspada terhadap bahaya kanker paru.
Penyakit ini masih menjadi penyebab kematian nomor satu akibat kanker di Indonesia, dan kelompok perokok aktif disebut sebagai yang paling rentan.
Menurut Menkes Budi, strategi kesehatan nasional saat ini menitikberatkan pada deteksi dini kanker paru, bukan sekadar pengobatan.
“Kalau kanker bisa diidentifikasi sejak stadium awal, peluang hidup pasien jauh lebih besar,” tegasnya dalam Pertemuan Tahunan ke-5 Asian Association for Pediatric and Congenital Heart Surgery (AAPCHS) serta Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia (PIT HBTKVI) di Bali, Jumat (5/9/2025).
Perokok Berat Paling Berisiko
Data kesehatan menunjukkan bahwa perokok berat memiliki risiko terkena kanker paru hingga 20 kali lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Zat berbahaya dalam rokok, seperti nikotin, tar, dan ribuan bahan kimia beracun, merusak jaringan paru-paru secara perlahan hingga memicu pertumbuhan sel kanker.
Non-perokok juga tetap berisiko, terutama jika sering terpapar asap rokok (perokok pasif) atau polusi udara. Namun, tingkat risikonya jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi rokok aktif setiap hari.
“Jika kanker paru terdeteksi pada stadium satu, pasien cukup menjalani operasi tanpa harus melalui kemoterapi atau radioterapi. Deteksi dini sangat penting, terutama bagi perokok aktif maupun mantan perokok,” jelas Budi.
Kemenkes Perkuat Infrastruktur Skrining
Sebagai langkah nyata, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendistribusikan CT Scan dosis rendah ke seluruh kota di Indonesia untuk memudahkan deteksi kanker paru lebih cepat, akurat, dan merata.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan 514 laboratorium imunohistokimia untuk mendukung diagnosis dengan tingkat akurasi tinggi.
Di tingkat provinsi, Kemenkes akan mengembangkan laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS) sehingga diagnosis kanker bisa dilakukan lebih cepat dan menunjang terapi yang lebih tepat sasaran.
Upaya Menekan Angka Kematian
Program deteksi dini kanker paru ini merupakan bagian dari strategi besar Kemenkes dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular, khususnya jantung dan kanker.
“Apapun infrastrukturnya, ujungnya tetap pada manusianya. Tapi dengan skrining lebih baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tegas Menkes Budi.
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah berharap perokok berat semakin sadar akan risiko kanker paru dan rutin melakukan pemeriksaan.
Deteksi dini bukan hanya menyelamatkan nyawa pasien, tetapi juga meringankan beban keluarga dan negara akibat kanker paru yang terus meningkat. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini