KENDARI – Fakta mencengangkan terungkap dalam pembukaan Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari hanya mengajukan anggaran sekitar Rp4,5 miliar hingga Rp5 miliar, jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan daerah lain yang bisa mencapai Rp40–50 miliar.
Padahal, kondisi geografis Kendari yang diapit pegunungan dan laut membuat kota ini sangat rawan bencana, mulai dari banjir, longsor, hingga gempa bumi.
Minimnya anggaran ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah kesiapsiagaan Kota Kendari benar-benar maksimal menghadapi ancaman bencana?
Sekda Kendari Tekankan Pentingnya Budaya Sadar Bencana
Sekretaris Daerah Kota Kendari, Amir Hasan, yang membuka acara pelatihan tersebut, menekankan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
“Melalui pelatihan ini, kita berharap para peserta dapat memperdalam pengetahuan tentang berbagai jenis bencana, tanda-tanda awal, serta langkah pencegahan yang tepat,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Ia menambahkan, tujuan utama pelatihan adalah memperkuat budaya sadar bencana agar masyarakat tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga memiliki kemampuan mandiri dalam mengurangi risiko bencana.
Peralatan Darurat Sudah Tua dan Minim
Kepala Pelaksana BPBD Kota Kendari, Cornelius Padang, membeberkan kenyataan pahit: fasilitas penanggulangan bencana masih jauh dari kata ideal. Perahu karet dan pompa air yang tersedia sudah berusia tua dan mendesak untuk diganti.
“Dengan kondisi rawan bencana seperti di Kendari, kebutuhan logistik dan sarana seharusnya jauh lebih besar,” ungkap Cornelius.
Relawan Jadi Garda Terdepan
Meski anggaran minim, pemerintah tetap berkomitmen memperkuat koordinasi antara BPBD, relawan, dan masyarakat. Relawan disebut sebagai ujung tombak penanggulangan bencana.
“Kami sangat menghargai relawan. Minimal, dukungan sekecil bensin pun harus kita berikan, karena kerja mereka adalah amal jariyah,” tegas Cornelius.
Semangat “Salam Tangguh!”
Acara pembukaan pelatihan diwarnai yel-yel semangat “Salam Tangguh!” yang dikumandangkan bersama seluruh peserta. Kegiatan ini diikuti oleh relawan, pramuka, dan perwakilan masyarakat, yang diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga keselamatan warga Kendari. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini