KENDARI – Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin mantap menapaki jalur pariwisata berkelas dunia.
Setelah sukses menyiapkan agenda nasional seperti Rapat Koordinasi Produk Hukum Daerah (Rakorda) dan Seleksi Tilawatil Qur’an Hadis (STQH) Nasional XXVIII pada 2025, provinsi ini kini bersiap menjadi tuan rumah International Conference on Sustainable Tourism dan Executive Bureau Meeting pada pertengahan 2026.
Event internasional bergengsi tersebut akan menghadirkan perwakilan dari berbagai negara di Eropa, Afrika, Asia Pasifik, hingga Amerika Latin. Kehadiran forum pariwisata berkelanjutan ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Sultra dalam peta pariwisata global.
Audiensi PHRI: Dukungan Nyata untuk Pariwisata Sultra
Wakil Gubernur Sultra, Ir. Hugua, M.Ling., menerima audiensi Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) serta pelaku industri pariwisata di Hotel Venus Kendari, Rabu (20/8/2025). Pertemuan ini membahas strategi sinergi menyukseskan Rakorda Produk Hukum Daerah pada 25 Agustus 2025 dan STQH Nasional XXVIII pada 9–19 Oktober 2025.
Hadir dalam audiensi tersebut antara lain Asisten Setda Sultra, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Biro Hukum, hingga sejumlah pelaku usaha hotel dan restoran.
Dalam arahannya, Wagub Hugua menekankan pentingnya kesiapan menyeluruh dalam menyambut tamu nasional maupun internasional.
Menurutnya, dua event nasional yang digelar tahun ini adalah ujian awal sekaligus batu loncatan menuju penyelenggaraan konferensi internasional tahun depan.
“Keberhasilan Rakorda dan STQH menjadi cermin kesiapan kita. Ribuan tamu akan hadir dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Jika ini sukses, maka dunia akan percaya bahwa Sultra memang layak jadi tuan rumah event internasional,” tegas Hugua.
Sultra Punya Modal Besar Jadi Destinasi Dunia
Hugua menjelaskan, pariwisata bukan sekadar hiburan, tetapi penggerak ekonomi dengan multiplier effect pada 17–18 sektor lain seperti transportasi, perdagangan, kuliner, dan ekonomi kreatif.
Sultra, katanya, punya modal besar: Wakatobi yang sudah mendunia, kekayaan budaya, kuliner khas, hingga infrastruktur bandara dan pelabuhan yang terus berkembang. Semua ini menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan Sultra sebagai epicentrum pariwisata dan ekonomi baru di Asia.
“Pusat ekonomi dunia bergeser ke Asia Timur, terutama China dan India. Sultra dengan posisi strategisnya harus menjadi bagian dari pergeseran itu,” jelas Hugua.
Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha
Dalam audiensi, komunitas pariwisata yang terdiri dari BPD PHRI, HPI, ASITA, hingga pelaku travel dan kuliner sepakat mendukung penuh agenda pariwisata Sultra.
Sedikitnya 3.400 kamar hotel dan homestay disiapkan untuk Rakorda dan STQH, dengan komitmen tidak menaikkan harga berlebihan. Paket tur, kuliner tradisional, dan layanan transportasi juga dirancang untuk memberikan pengalaman terbaik bagi tamu.
Selain konsistensi kalender event pariwisata di 17 kabupaten/kota, Sultra kini menyiapkan langkah besar menyambut International Conference on Sustainable Tourism 2026. Dengan dukungan semua pihak, provinsi ini diyakini mampu menjadi tuan rumah yang ramah sekaligus profesional.
Momentum Menjadi Pusat Pertumbuhan Pariwisata
Hugua menutup arahannya dengan ajakan kolaborasi:
“Sultra punya potensi pariwisata yang tidak kaleng-kaleng. Dengan sinergi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, saya yakin kita bisa sukses menyelenggarakan event nasional dan internasional, sekaligus membuktikan bahwa Sultra siap menjadi pusat pertumbuhan pariwisata dunia.” (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini