MAKASSAR – Sebuah pemandangan yang mengiris hati menyambut Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerruka (ASR), saat meninjau langsung asrama mahasiswa Sultra di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bertempat di Jalan Bontomene No. 31/14 A, bangunan tua itu menjadi “rumah” bagi 19 mahasiswa yang sedang memperjuangkan masa depan.
Dinding mengelupas, plafon nyaris runtuh, ventilasi rusak, dan kamar tidur yang kerap digenangi air saat hujan. Ini bukan adegan dalam film dokumenter—ini adalah kenyataan pahit yang dialami mahasiswa Sultra di rantau.
“Saya tidak bisa membiarkan ini. Saya tidak akan diam melihat kondisi seperti ini,” tegas ASR setelah melihat langsung kondisi ruangan satu per satu.
Tidak menunggu waktu lama, Gubernur ASR langsung mengumumkan sejumlah langkah cepat yang disambut haru oleh para penghuni asrama. Di antaranya: renovasi total seluruh bangunan asrama, pengadaan kasur baru untuk semua kamar dan bantuan pembayaran SPP satu semester, berkisar antara Rp1,6 juta hingga Rp3,6 juta per mahasiswa termasuk rencana pembangunan guest house representatif sebagai hunian jangka panjang mahasiswa Sultra di Makassar.
“Mahasiswa Sultra bukan beban, mereka aset. Jangan menyusahkan orang tua, dan jangan menyusahkan daerah. Negara harus hadir,” tegas ASR.
Kondisi di dalam asrama bukan hanya soal estetika atau kenyamanan, tapi juga menyangkut keselamatan. Dalam sesi dialog terbuka, mahasiswa mengungkap bahwa banjir setinggi lutut sering menggenangi kamar, memaksa mereka tidur di atas meja.
“Setiap musim hujan, kami tidur di tempat yang kering seadanya. Air bersih juga susah, kadang harus antre sejak pagi,” ujar Mustakim, salah satu penghuni.
ASR menanggapi serius keluhan ini dan menyatakan bahwa drainase serta akses air bersih akan menjadi prioritas dalam proses renovasi.
Netizen Tersentuh
Tak lama setelah kunjungan, Gubernur ASR membagikan dokumentasi kegiatan melalui akun Instagram resminya, pada 16 April. Dalam keterangannya, ia menulis:
“Mess mahasiswa Sultra di Makassar dalam kondisi yang sangat tidak layak. Ini tidak boleh dibiarkan. Kita harus bertindak.”
Unggahan tersebut viral, dengan ratusan komentar dari warganet yang terenyuh dan mengapresiasi langkah cepat ASR.
Beberapa komentar yang mencuat:
“Masyaallah, terharu Pak. Baru kali ini gubernur datang langsung.”
“10 tahun jadi mahasiswa, baru ini ada yang benar-benar peduli.”
“Sultra di tangan pemimpin yang tepat.”
Janji Pemimpin Terdahuu
Sebenarnya, kondisi menyedihkan ini bukanlah hal baru. Gubernur-gubernur terdahulu telah berjanji akan merenovasi asrama ini, namun hingga akhir masa jabatan mereka, janji itu hanya tinggal kata-kata.
Kini, di bawah kepemimpinan ASR, mahasiswa Sultra tidak lagi sekadar menggantungkan harapan. Mereka menyaksikan sendiri hadirnya pemimpin yang turun langsung dan bertindak nyata.
Di akhir kunjungan, Gubernur ASR memberikan pesan menyentuh yang menggetarkan hati:
“Kalian bukan warga kelas dua. Kalian adalah generasi Sultra yang harus dijaga. Saya akan pastikan ini diperbaiki.”
Kunjungan ini menjadi lebih dari sekadar inspeksi. Ia adalah simbol dari kepedulian, dari komitmen yang bersumber dari nurani.
Bangunan boleh reyot, tapi semangat para mahasiswa tak pernah runtuh. Dari tempat sederhana inilah, masa depan Sultra sedang disusun. Dan kini, mereka tidak lagi sendiri. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post