KENDARI — Kasus hilangnya ribuan obat-obatan narkotika dan psikotropika di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas, Sulawesi Tenggara, menghebohkan publik. Kejadian ini dianggap sebagai skandal besar.
Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Hugua, bahkan menyebut kejadian ini sebagai bentuk kelalaian serius dalam manajemen rumah sakit.
Kasus ini terungkap saat Hugua melakukan sidak ke RS Bahteramas. Ia menemukan tempat penyimpanan obat narkotika yang tersembunyi telah dibobol pencuri, tanpa ada kerusakan mencolok pada pintu penyimpanan.
“Ini sangat janggal. Untuk masuk ke ruang penyimpanan obat ini saja sulit, apalagi sampai membobolnya. Saya menduga kuat ada keterlibatan orang dalam,” tegas Hugua, Rabu (9/4/2025).
Modus Pencurian Obat Narkotika Terungkap
Lokasi penyimpanan obat-obatan narkotika tersebut berada di sudut tersembunyi dalam gedung rumah sakit. Namun, ironisnya, pencuri bisa masuk dengan mudah tanpa meninggalkan jejak perusakan berarti.
Hugua juga menyoroti lemahnya sistem keamanan dan manajemen risiko di RS Bahteramas. Ia menegaskan bahwa pengelolaan obat narkotika dan psikotropika harus sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 5 Tahun 2023.
“Manajemen RS Bahteramas lalai. Keamanan dan pengawasan penyimpanan obat sangat lemah. Ini harus segera diperbaiki,” ujarnya.
Total 2.165 Ampul Obat Narkotika Hilang
Kepala Inspektorat Sulawesi Tenggara, Gusti Pasaru, mengonfirmasi bahwa total obat-obatan yang hilang mencapai 2.165 ampul dalam tiga kali kejadian berbeda.
Berikut rinciannya:
– 20 Maret 2025: 150 ampul obat narkotika hilang di ruang pelayanan.
– Dua kejadian lainnya di gudang penyimpanan, dengan total lebih dari 600 ampul obat hilang setiap kejadian.
Peningkatan Sistem Keamanan RS Bahteramas
Plh Direktur RS Bahteramas, Ahmad Safari, memastikan pihaknya akan memperbaiki sistem keamanan. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain: penambahan terali besi di ruang penyimpanan obat narkotika, pengetatan jadwal piket dan pengawasan petugas keamanan, evaluasi dan perbaikan manajemen rumah sakit untuk mencegah kasus serupa.
“Pihak kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kami juga berkomitmen untuk memperbaiki standar pengamanan sesuai regulasi,” ujar Ahmad Safari. (MS Network)
Discussion about this post