KENDARI – Delapan dekade Indonesia merdeka, namun ironi masih menyelimuti Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hingga kini, 50 desa di Bumi Anoa belum tersentuh listrik PLN, membuat ribuan warga harus bertahan hidup dalam gelap, mengandalkan lampu minyak atau genset seadanya.
PT PLN (Persero) baru menargetkan program elektrifikasi ke desa-desa ini secara bertahap mulai 2025 hingga 2027.
Fakta ini terungkap dalam kunjungan koordinasi PLN ke Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sultra, Senin (11/8/2025) lalu. Kunjungan dipimpin oleh Manager UP2K PLN Sultra, Joni AH Sitorus, dan diterima langsung oleh Kadis ESDM Sultra, Ir. Andi Azis, M.Si, bersama Kabid Ketenagalistrikan, Muh. Ilyas.
Target 2025–2027: 50 Desa Baru Teraliri Listrik
PLN berkomitmen menyalurkan listrik ke desa-desa yang masih gelap ini dengan tahapan: 15 desa pada 2025, 13 desa pada 2026, dan sisanya pada 2027.
“Tantangan terbesar ada pada lokasi desa yang terpencil dan tersebar di pulau-pulau padat penduduk. Karena itu, kami menyiapkan tiga strategi: penarikan jaringan listrik, PLTS komunal, dan PLTS individual berbasis baterai,” jelas Joni dikutip Selasa (26/8/2025).
Untuk tahun pertama, 2025, PLN menargetkan 18 desa teraliri listrik, yang terdiri dari 3 desa melalui jaringan eksisting, 5 desa lewat PLTS komunal, dan 15 desa menggunakan PLTS compact daya berbasis baterai.
Warga Masih Hidup dalam Gelap
Ketiadaan listrik membuat warga di puluhan desa ini hidup dalam keterbatasan. Aktivitas ekonomi terhambat, siswa kesulitan belajar di malam hari, dan layanan kesehatan belum bisa berjalan optimal.
“Ini sudah 80 tahun Indonesia merdeka, tetapi masih ada desa yang hidup tanpa listrik. Kami berharap pemerintah daerah ikut membantu agar masyarakat bisa segera menikmati cahaya listrik,” kata Joni.
Peran Pemda Jadi Penentu
PLN menegaskan, dukungan pemerintah daerah sangat dibutuhkan, mulai dari perizinan hutan lindung, penyediaan lahan pembangkit, hingga membantu warga miskin menanggung biaya sambungan listrik rumah tangga.
Contoh percepatan terjadi di Kabupaten Muna Barat, di mana pemda menyiapkan PLTD sehingga PLN bisa lebih cepat membangun jaringan.
“PLN fokus pada pembangunan jaringan, sementara pemda bisa membantu menyiapkan lahan dan memastikan warga miskin tidak terbebani biaya penyambungan,” tambah Joni.
Komitmen Pemerataan Akses Energi
Proyek elektrifikasi desa ini akan dibiayai melalui APBN/ABT dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
PLN menegaskan, program ini tidak berhenti pada pembangunan jaringan semata, tetapi harus memastikan warga benar-benar menikmati listrik.
“Tujuan kami bukan sekadar membangun tiang dan kabel, tapi menghadirkan cahaya yang bisa mengubah kehidupan masyarakat,” tegas Joni.
Jika target ini tercapai, rasio elektrifikasi Sultra akan meningkat signifikan, menghadirkan keadilan energi, sekaligus menutup ironi panjang: 80 tahun Indonesia merdeka, masih ada desa yang hidup dalam kegelapan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini