JAKARTA – Kedutaan Besar Korea Selatan memberikan papan nama ke Akademi Hangeul Baubau dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan (Korsel).
Duta Besar Korsel untuk Indonesia Lee Sang-deok berkunjung ke Kota Baubau di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Rabu (28/6).
Kunjungan Dubes Korsel tersebut untuk menyumbang papan nama ke Akademi Hangeul Baubau yang mengajarkan huruf Korea (hangeul) ke Suku Ciacia yang ada di Baubau, Pulau Buton.
“Hangeul diciptakan berdasarkan mekanisme ilmiah. Saya berharap bahwa hangeul dapat digunakan dalam pendidikan Suku Ciacia,” kata Dubes Korsel Lee Sang-deok dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu (1/7/2023).
Dia menegaskan penyerahan papan nama tersebut dilakukan untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel yang akan jatuh pada September 2023.
Selain pihak Kedubes Korsel untuk Indonesia, Badan Promosi Investasi Perdagangan Korsel (KOTRA) dan perusahaan Korsel seperti Arasoft dan KB Bukopin juga memberikan sumbangan berupa program digital, e-books, dan perlengkapan teknologi informasi seperti laptop dan tablet komputer kepada Akademi Hangeul Baubau.
Bantuan tersebut diberikan agar Suku Ciacia bisa mempelajari dan menggunakan aksara hangeul dengan mudah. Selain itu, perwakilan Korsel juga memberikan seminar peningkatan kapasitas teknologi informasi guna meningkatkan kapasitas teknologi informasi pegawai pemerintah di Kota Baubau.
“Perangkat IT serta program digital yang telah disumbangkan oleh perusahaan Korea akan dapat mendukung lingkungan pembelajaran tak hanya bagi Suku Ciacia, tetapi juga bagi Kota Baubau,” kata Lee Sang-deok.
Kedubes Korsel, KOTRA, dan perusahaan Korsel akan terus saling berkolaborasi dalam mempromosikan pertukaran budaya dua arah antara Indonesia dan Korsel yang merupakan faktor utama dalam hubungan kedua negara.
Adaptasi Aksara Hangeul di Bahasa Ciacia
Dikutip dari situs Jendela Kemendikbud, Walikota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara Mz. Amirul Tamim membuat kebijakan yang memungkinkan bahasa Ciacia mengadaptasi aksara hangeul sebagai aksara resmi bahasa Ciacia pada 2009 silam.
Meski menimbulkan pro-kontra, penggunaan hangeul dalam bahasa Ciacia bertujuan untuk melestarikan bahasa itu sebagai bahasa daerah.
Kebijakan penggunaan Hangeul dimulai dengan Simposium Naskah Internasional ke-9 pada tanggal 5 hingga 8 Agustus 2005.
Setelah simposium, salah seorang ahli Bahasa Malaysia Chun Tai-Hyun berkata bahwa bahasa Ciacia membuatnya teringat pada bahasa Korea.
“Aksara hangeul dapat digunakan sebagai aksara untuk bahasa Ciacia yang sedang mengalami kepunahan,” kata Chun Tai-Hyun dalam artikel berjudul Aksara Korea dalam Bahasa Ciacia dilaman Jendela Kemendikbud pada 2021.
Pernyataan itu direspon positif oleh Walikota Baubau saat itu hingga pemerintah setempat menjadikan hangeul aksara resmi untuk Bahasa Ciacia.
Aksara Korea, hangeul, akhirnya digunakan dalam bahasa Ciacia pada 2008. (Min)
Discussion about this post