KONAWE SELATAN – Aksi nyata konservasi lingkungan kembali digelar di pesisir Desa Ranooha Raya, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 6.000 pohon mangrove ditanam pada Selasa, 17 Juni 2025, sebagai bagian dari program restorasi pesisir dan upaya mitigasi perubahan iklim global.
Program konservasi mangrove ini diinisiasi oleh Yayasan Bina Laut Indonesia (YBLI) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan FOLU Net Sink Indonesia 2030 melalui Small Grant Programme RBC 2 & 3. Aksi lingkungan tersebut juga didukung oleh berbagai komunitas peduli lingkungan seperti Langkoe Diving Club, Manta Diving Club (MDC), Formasta, Mahacala UHO, dan Sultra Peduli Nusantara (SPN).
Leader kegiatan, Afifah F. Jansit, menegaskan bahwa kegiatan ini melibatkan lintas sektor, termasuk masyarakat pesisir, penyuluh lapangan, mahasiswa, peneliti, hingga komunitas lingkungan. Ia menyebut penanaman mangrove sebagai langkah konkret dalam menahan laju abrasi, memperbaiki ekosistem pesisir, serta menjaga keberlangsungan ekonomi nelayan lokal.
“Penanaman mangrove ini adalah bentuk nyata kontribusi terhadap upaya restorasi ekosistem pesisir dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” ujar Afifah.
Selain penanaman, kegiatan juga diisi dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya rehabilitasi mangrove dan teknik konservasi yang berkelanjutan.
Investasi Ekologis Jangka Panjang
Afifah menjelaskan bahwa YBLI akan melakukan pemantauan berkala terhadap pertumbuhan bibit mangrove yang telah ditanam. Kampanye kesadaran lingkungan juga akan terus digencarkan agar masyarakat sekitar aktif berpartisipasi dalam menjaga kawasan pesisir.
“Ini adalah investasi ekologis jangka panjang untuk generasi mendatang. Kami berharap model konservasi ini bisa direplikasi di daerah pesisir lainnya di Indonesia,” tegasnya.
Aksi penanaman mangrove di Konawe Selatan menjadi simbol komitmen bersama dalam menyelamatkan lingkungan, mendukung ketahanan iklim, serta memperkuat ekonomi masyarakat pesisir.
Program ini juga selaras dengan target nasional menuju FOLU Net Sink 2030, di mana sektor kehutanan dan penggunaan lahan menjadi penyerap karbon bersih. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post