BALI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra menggelar capacity building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sultra di Bali, Selasa (16/9/2025).
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan TPID dan TP2DD dari 17 kabupaten/kota di Sultra. Format studi tiru dipilih karena Bali terbukti berhasil menjaga stabilitas inflasi sekaligus mengoptimalkan digitalisasi transaksi pemerintahan daerah.
Bali Jadi Contoh Sukses
TPID dan TP2DD Provinsi Bali selama ini dikenal sebagai salah satu yang terbaik di tingkat nasional. Keberhasilan menjaga pasokan pangan, menekan gejolak harga, serta memperkuat ekosistem digitalisasi daerah membuat Bali menjadi rujukan penting bagi Sultra.
Dalam kegiatan tersebut, hadir sejumlah tokoh dari Pemprov Sultra, Pemprov Bali, dan Bank Indonesia. Para narasumber dari Pemprov Bali, antara lain I Made Budi Adiana (BIREK Bali) dan Putu Mega Indrawan (Bapenda Bali), memaparkan strategi jitu Bali dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Prestasi dan Tantangan Sultra
Sekda Sultra, Asrun Lio, menegaskan bahwa Sultra juga menunjukkan perkembangan positif:
Empat TPID Sultra masuk nominasi penghargaan nasional (Provinsi Sultra, Kota Baubau, Kabupaten Bombana, Kabupaten Muna Barat).
Semua pemda di Sultra sudah menyandang status “Pemda Digital” dengan skor Indeks ETPD Semester I 2025 di atas 80%.
Per Agustus 2025, Sultra mencatat deflasi 0,24% (mtm), namun inflasi tahunan masih 3,75% (yoy), sedikit di atas target nasional.
Meski begitu, Sultra masih menghadapi tantangan dalam pengendalian inflasi, terutama:
1. Distribusi logistik pangan yang belum merata antarwilayah, terutama di daerah kepulauan.
2. Fluktuasi harga musiman akibat pola konsumsi masyarakat pada hari-hari besar keagamaan dan tradisi lokal.
3. Ketergantungan pasokan dari luar daerah, yang rentan menimbulkan lonjakan harga bila terjadi hambatan distribusi.
Arah Kebijakan Sultra
Menurut Asrun Lio, pembelajaran dari Bali akan menjadi inspirasi untuk memperkuat strategi TPID di Sultra. Penerapan enam langkah konkret dari Kementerian Dalam Negeri, penguatan lumbung pangan lokal, hingga digitalisasi pasar berbasis aplikasi real-time akan menjadi fokus ke depan.
“Semoga studi tiru ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga mendorong Sulawesi Tenggara semakin siap menghadapi dinamika harga pangan, menjaga inflasi tetap terkendali, dan memastikan kesejahteraan masyarakat,” tegas Asrun Lio. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini