JAKARTA – Semangat persatuan masyarakat Buton kembali menyala.
Minggu, 25 Mei 2025, ratusan warga Buton dari berbagai penjuru Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) berkumpul dalam suasana hangat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Momen ini menjadi saksi sejarah lahirnya Kerukunan Diaspora Masyarakat Buton se-Jabodetabek, yang diberi nama “Keraton Buton”.
Tak sekadar wadah organisasi, “Keraton Buton” di Jakarta menjadi simbol baru persatuan dan identitas warga Buton perantauan mulai dari Baubau, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Wakatobi, hingga Bombana.
Dari Tradisi Menuju Kolaborasi
Ketua “Keraton Buton”, Melky Neke, menjelaskan bahwa pembentukan organisasi ini lahir dari kegelisahan sekaligus kerinduan. Kegelisahan karena belum adanya wadah resmi yang menaungi diaspora Buton, dan kerinduan untuk merajut kembali kebersamaan lintas kabupaten dan generasi.
“Ini bukan hanya organisasi, ini rumah bersama. Keraton Buton hadir sebagai ruang kolaborasi, menjaga nilai-nilai leluhur sambil menatap masa depan,” ungkap Melky.
Acara peluncuran Keraton Buton terasa istimewa karena dihadiri beragam kalangan dari tokoh TNI-Polri, politisi, pengusaha, dosen, mahasiswa, hingga pelaku UMKM dan seniman. Keberagaman profesi ini menjadi kekuatan diaspora Buton yang selama ini tersebar di berbagai lini kehidupan di Jabodetabek.
Dukungan Pemerintah dan Dorongan Intelektual
Salah satu tokoh penting yang hadir, Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, Razilu, turut memberikan dukungan penuh terhadap “Keraton Buton”. Putra asli Kaledupa ini bahkan menjanjikan bantuan dalam pendaftaran merek dan filosofi logo “Keraton Buton”, sekaligus pengurusan sertifikat HAKI.
“Keraton Buton bukan hanya ruang budaya, tapi juga harus menjadi inkubator kepemimpinan masa depan. Anak-anak Buton harus tampil sebagai birokrat, akademisi, dan pengusaha andal,” ujar Razilu penuh semangat.
Razilu juga mengungkapkan bahwa Kota Baubau saat ini telah mengoleksi 60 sertifikat kekayaan intelektual, dan wilayah Pulau Buton secara keseluruhan mencatat 85 sertifikat, terbanyak di Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Keraton Buton, La Ode Makbudu, menegaskan pentingnya sinergi antara “Keraton Buton” dan pemerintah daerah di tanah leluhur.
“Program kerja yang disusun pengurus sangat komprehensif. Kami ingin seluruh pengurus menjalankan amanah ini secara profesional dan tetap menjalin koneksi dengan kabupaten/kota di Wilayah Kesultanan Buton,” ujar Makbudu.
Lebih dari sekadar organisasi, Keraton Buton adalah gerakan kultural diaspora, tempat para perantau Buton mengakar, berjejaring, dan berkontribusi untuk tanah leluhur dari rantau. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, masyarakat Buton di Jabodetabek kini punya rumah besar yang bisa menampung impian, gagasan, dan kolaborasi lintas generasi. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post