KENDARI – Fenomena gerhana bulan total menghiasi langit Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 7 September 2025, bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
Peristiwa alam langka ini bukan hanya tontonan astronomi yang menakjubkan, tetapi juga mengandung hikmah spiritual mendalam yang bisa direnungkan oleh umat manusia.
Gerhana terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus. Cahaya bulan yang tertutup oleh bayangan bumi menjadi tanda betapa alam semesta sepenuhnya berada dalam kendali Allah SWT.
Hikmah Gerhana
Dikutip dari laman Kemenag, berikut 7 hikmah yang bisa direnungkan atas peristiwa gerhana, di antaranya sebagaimana diungkap oleh Imam Ibnul Mulaqqin dalam kitab At-Taudhih li Syarhil Jami`is Shahih, (Qatar: Wizaratul-Auqaf was Syu’unil Islamiyah: 2008), juz VIII, halaman 302, sebagaimana berikut:
1. Bukti Kekuasaan Allah
Peristiwa gerhana menunjukkan bukti kekuasaan Allah atas seluruh alam semesta. Bulan dan matahari yang mempunyai daya dan energi luar biasa itu tunduk sepenuhnya di bawah kendali Allah. Atas kuasa-Nya, kedua benda raksasa itu tetap berada di dalam orbit yang telah ditetapkan namun tidak saling bertabrakan.
2. Bulan dan Matahari Tidak Layak Disembah
Gerhana seolah menunjukkan bahwa bulan maupun matahari tidak layak untuk disembah. Alasannya karena kedua benda langit ini memiliki kelemahan dengan hilangnya cahaya dan fungsinya, lalu atas kehendak Allah semuanya dipulihkan kembali. Peristiwa ini membuktikan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Sempurna dan wajib untuk disembah.
3. Menyadari Kehadiran Bulan dan Matahari
Ketika pergerakan alam semesta berjalan dengan normal, terkadang manusia lupa akan kehadiran bulan dan matahari yang telah memberi manfaat besar untuk kehidupan sehingga lupa untuk bersyukur. Padahal, keduanya merupakan bagian dari nikmat Allah.
Dengan adanya gerhana seolah menyadarkan kembali akan kehadiran nikmat Allah karena biasanya manusia baru menyadari betapa berharganya sesuatu ketika sesuatu itu hilang atau berubah.
4. Pengingat Hari Kiamat
Fenomena gerhana bisa menjadi pengingat akan datangnya peristiwa dahsyat yang terjadi pada hari kiamat. Gambaran tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 8-9, sebagaimana berikut:
وَخَسَفَ القَمَرُ (٨) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالقَمَرُ (٩
Artinya: “Dan bulan pun telah hilang cahayanya(8), serta matahari dan bulan dikumpulkan(9),”
Ayat tersebut menyiratkan bagaimana peristiwa kiamat itu terjadi sehingga melalui gerhana, umat manusia bisa ingat dan sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara. Dengan begitu bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta istiqamah dalam ibadah sebagai bekal untuk kehidupan berikutnya.
5. Gambaran Kasih Sayang Allah
Gerhana bisa dipandang sebagai gambaran kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Sebelumnya, matahari dan bulan berjalan normal dalam garis edar, lalu terjadi perubahan dalam peredarannya, kemudian Allah mengembalikan lagi sebagaimana semula.
Begitu pun dalam kehidupan manusia, tidak semuanya berjalan dengan ‘terang’ dan mulus karena ada fase ‘gelap’ yang menjadi dinamika kehidupan. Ketika kesulitan dilalui dan dinikmati dengan penuh kesabaran, tawakal, dan ikhtiar maksimal, pada akhirnya Allah akan memberikan berbagai kemudahan. Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(٦
Artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”
6. Mengingatkan pada Ujian Hidup
Gerhana menggambarkan seakan-akan Allah sedang memberikan ‘musibah’ kepada bulan dan matahari yang tidak memiliki dosa. Hal ini memberikan pelajaran bahwa terkadang Allah memberikan musibah atau ujian kepada orang saleh agar bisa naik derajat.
Tidak sedikit dari para nabi, wali, dan orang-orang saleh diuji dengan berbagai hal yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada derajat spiritual yang tinggi.
7. Merenungi Makna Ibadah
Sebagian umat Islam ada yang menjalankan shalat wajib hanya sebagai rutinitas harian tanpa disertai rasa takut dan penghayatan terhadap kebesaran Allah.
Dengan adanya gerhana, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana yang di dalamnya bisa menumbuhkan ketakutan kepada Allah dan merasakan keagungan-Nya.
Gerhana Bulan Total: Momentum Astronomi dan Spiritualitas
Fenomena gerhana bulan total di Sulawesi Tenggara bukan hanya pemandangan indah di langit malam, tetapi juga momentum untuk merenungi makna hidup, memperkuat iman, serta mempertebal rasa syukur kepada Allah SWT.
Dengan demikian, gerhana bukan sekadar fenomena astronomi biasa yang menakjubkan, melainkan juga sebuah momentum spiritual yang sarat makna.
Di dalamnya terdapat hikmah yang bisa dijadikan sebagai sarana merenungi, bersyukur, dan memperkuat hubungan dengan Allah (hablum minallah). Wallahu a’lam. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini