JAKARTA – Pemerintah Indonesia menempatkan hilirisasi industri sebagai strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Langkah ini dinilai menjadi kunci dalam memperkuat struktur industri serta menjaga kedaulatan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
“Hilirisasi adalah instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Tidak ada negara maju yang berhasil tanpa industrialisasi dan hilirisasi yang terarah,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam pembukaan Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025, Selasa (15/4/2025).
Bahlil menegaskan bahwa Indonesia tak ingin terus bergantung pada ekspor bahan mentah yang minim nilai tambah. Hilirisasi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri serta membuka peluang investasi yang besar.
Pemerintah telah merancang peta jalan hilirisasi 28 komoditas strategis yang mencakup sektor pertambangan, pertanian, dan energi. Total potensi nilai investasi diperkirakan mencapai USD 550 miliar hingga 2040, dengan USD 40 miliar investasi tahap awal sudah disetujui dan mulai dijalankan tahun ini. Untuk memastikan pelaksanaannya, pemerintah juga membentuk Satgas Hilirisasi.
Sukses Hilirisasi Nikel di Sulawesi Tenggara
Salah satu contoh nyata keberhasilan hilirisasi adalah di sektor nikel, khususnya di Sulawesi Tenggara. Daerah ini kini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berkat berkembangnya kawasan industri pengolahan dan pemurnian nikel.
“Ekspor nikel kita meningkat tajam dari USD 3,3 miliar menjadi USD 35 miliar dalam beberapa tahun terakhir. Ini bukti bahwa hilirisasi memberi dampak nyata,” ujar Bahlil.
Kawasan industri seperti Morowali dan Konawe menjadi magnet investasi global dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Hilirisasi nikel tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga membuka puluhan ribu lapangan kerja serta mendorong alih teknologi.
Fokus ke Energi Hijau: Hidrogen Jadi Komoditas Masa Depan
Sebagai bagian dari penguatan hilirisasi, pemerintah juga menargetkan sektor energi hijau, khususnya hidrogen, sebagai komoditas strategis masa depan. Menurut Bahlil, Indonesia memiliki potensi besar karena ketersediaan gas, batu bara, dan air sebagai bahan baku pengembangan hidrogen ramah lingkungan.
“Sektor hidrogen akan menjadi bagian penting dari agenda hilirisasi nasional ke depan. Potensinya besar dan mendukung transisi energi bersih,” katanya.
Pemerintah mengajak para investor global untuk memanfaatkan peluang besar hilirisasi di Indonesia. Dengan kebijakan yang semakin jelas, dukungan infrastruktur, dan kekayaan sumber daya alam, Indonesia diyakini mampu menjadi pusat hilirisasi industri global, terutama untuk mineral strategis dan energi terbarukan. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post