JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) tengah mengupayakan pendanaan jumbo senilai US$ 1,1 miliar hingga US$ 1,2 miliar, atau sekitar Rp19,57 triliun (kurs Rp16.307), guna mempercepat realisasi proyek strategis nikel di Indonesia, khususnya di Sulawesi.
Pendanaan ini akan difokuskan untuk membangun tambang dan fasilitas pengolahan nikel berteknologi High Pressure Acid Leach (HPAL)—sebuah inovasi penting dalam hilirisasi nikel nasional.
“Pendanaan akan dilakukan secara bertahap. Untuk awal, kami menargetkan pinjaman bank sebesar US$ 500 juta pada 2026. Sementara opsi penerbitan obligasi baru kemungkinan dieksplorasi pada 2027, dengan nilai sekitar US$ 500 hingga US$ 700 juta,” ujar Manager Corporation Finance & Investor Relations PT Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Proyek Strategis di Tiga Wilayah Sulawesi
Pendanaan besar ini akan menopang tiga proyek utama PT Vale di Sulawesi:
1. Proyek Pomalaa, Sulawesi Tenggara
Smelter HPAL di Pomalaa menjadi prioritas utama dan dijadwalkan rampung pada kuartal IV tahun 2026. Tambang nikel di lokasi ini ditargetkan selesai lebih awal pada kuartal II 2025. Proyek ini merupakan kolaborasi internasional Vale dengan Ford Motor Company (AS) dan Huayou Metal Cobalt (China).
2. Proyek Bahodopi, Sulawesi Tengah
Pembangunan fasilitas tambang di Bahodopi ditargetkan mulai beroperasi pada tahun ini. Lokasi ini diharapkan menjadi kontributor penting dalam suplai bahan baku nikel nasional.
3. Proyek Sorowako, Sulawesi Selatan
Proyek ini menjadi yang terakhir dari rangkaian investasi Vale. Meski belum ditentukan jadwal penyelesaiannya, proyek ini tetap menjadi bagian penting dari strategi hilirisasi jangka panjang perusahaan.
“Pinjaman ini bukan hanya untuk membiayai tambang, tetapi juga memperkuat kemitraan strategis dan pendanaan pembangunan HPAL sebagai bagian dari integrasi rantai pasok nikel nasional,” tambah Andaru.
Investasi jumbo ini sejalan dengan komitmen PT Vale untuk mendukung program hilirisasi nikel nasional serta transisi energi global. Teknologi HPAL memungkinkan produksi bahan baku baterai kendaraan listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan, mendukung posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar global EV (electric vehicle). (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post