JAKARTA – Perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, Rosatom Corp, menyatakan minat berinvestasi di sektor energi bersih Indonesia melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dukungan penuh datang dari Dewan Energi Nasional (DEN) dan Pemerintah Provinsi Sultra dalam mendorong realisasi investasi strategis ini.
Anggota DEN, Dr. Ir. Musri Mawaledha, MT, mengungkapkan bahwa pembangunan PLTN oleh Rosatom tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD. Seluruh pendanaan akan ditanggung Rosatom.
“PLTN ini ramah lingkungan, efisien, dan ekonomis. Ini adalah langkah tepat menjawab tantangan krisis energi dan komitmen Indonesia terhadap pengembangan energi bersih,” jelas Musri dalam keterangannya yang dikutip Kamis, 17 April 2025 .
Rosatom merupakan perusahaan terbesar di dunia dalam industri nuklir yang telah mengembangkan ratusan reaktor di berbagai negara termasuk China, India, Turki, Mesir, dan Bangladesh.
Sultra Jadi Lokasi Prioritas Pengembangan Energi Nuklir
Sulawesi Tenggara dinilai sangat ideal untuk pengembangan PLTN berdasarkan riset geologis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Stabilitas wilayah dan tingginya permintaan energi akibat aktivitas industri nikel menjadi pertimbangan utama.
Wakil Gubernur Sultra, Hugua, menyambut baik potensi kerja sama ini.
“Ini peluang besar bagi Sultra menjadi pusat energi bersih nasional. Presentasi Rosatom sangat meyakinkan,” kata Hugua usai pertemuan dengan Rosatom di Kantor Perwakilan Dagang Rusia, Jakarta.
Sebelumnya, Duta Besar Federasi Rusia, Sergei Gennadievich Tolcenov, juga telah mengunjungi Kendari pada November 2024 untuk mengikuti rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Sultra dan DEN.
Dubes Sergei menjelaskan bahwa semua PLTN Rosatom menerapkan standar keamanan internasional dan tidak merusak lingkungan hidup.
“Kami telah membangun reaktor di banyak negara dengan sistem keamanan berlapis dan bebas emisi. Ini solusi untuk energi bersih dan masa depan,” ujarnya.
Adapun keunggulan PLTN mencakup: tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara dan bebas dari polutan seperti CO, SO2, NOx, dan merkuri, kemudian limbah padat minimal dan mudah dikendalikan.
Lokasi Potensial PLTN di Indonesia
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Dewan Energi Nasional (DEN), terdapat 29 lokasi yang berpotensi untuk dijadikan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia dengan target operasi pada 2032.
Berikut daftar lengkap 29 lokasi potensial untuk dibangun PLTN di Indonesia:
– Pangkalan Susu, Sumatera Utara
– Tanjung Balai, Sumatera Utara
– Batam, Kepulauan Riau
– Bintan, Kepulauan Riau
– Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung
– Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung
– Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung
– Bojanegara, Banten – Muria, Jawa Tengah
– Gerokgak, Bali
– Sambas, Kalimantan Barat
– Pulau Semesa, Kalimantan Barat
– Pantai Gosong, Kalimantan Barat
– Muara Pawan, Kalimantan Barat
– Pagarantimur, Kalimantan Barat
– Keramat Jaya, Kalimantan Barat
– Kendawangan, Kalimantan Barat
– Airhitam, Kalimantan Barat
– Kualajelai, Kalimantan Barat
– Sangatta, Kalimantan Timur
– Samboja, Kalimantan Timur
– Babulu Laut, Kalimantan Timur
– Morowali, Sulawesi Tengah
– Muna, Sulawesi Tenggara
– Toari, Sulawesi Tenggara
– Tanjung Kobul, Maluku
– Teluk Bintuni, Papua Barat
– Timika, Papua Tengah. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post