KENDARI — Registrasi ulang peserta Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berlangsung ketat dan sempat menimbulkan kepanikan.
Pasalnya, seluruh peserta diwajibkan mengikuti verifikasi biometrik untuk memastikan keakuratan serta keabsahan data mereka.
Proses registrasi ulang yang digelar pada 9–10 Oktober 2025 di Aula Asrama Haji Kendari ini memanfaatkan teknologi canggih berupa pemindaian wajah, sidik jari, dan telapak tangan.
Data hasil verifikasi langsung terhubung dengan sistem Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk memastikan identitas peserta benar-benar valid dan tidak ganda.
Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an Kementerian Agama RI, Rijal Rangkuty, menyebut penerapan sistem biometrik merupakan langkah nyata menuju transformasi digital dalam tata kelola STQH yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
“Pemanfaatan teknologi biometrik ini tidak hanya memudahkan proses registrasi, tetapi juga menjamin keadilan serta transparansi di antara para peserta,” ujar Rijal di Kendari, Jumat (10/10/2025).
Ia menambahkan, sistem digital seperti ini menjadi bagian dari strategi Kementerian Agama untuk memperkuat tata kelola kegiatan keagamaan nasional, sejalan dengan arah kebijakan transformasi digital pemerintah Indonesia.
“Teknologi kini menjadi bagian integral dari penyelenggaraan STQH. Ini adalah wujud komitmen kami dalam menghadirkan ajang yang tidak hanya sarat nilai religius, tetapi juga modern dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tambahnya.
Meski sempat membuat beberapa kafilah panik karena harus menyesuaikan dengan sistem baru, proses registrasi berjalan tertib, aman, dan lancar.
Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh tahapan verifikasi biometrik, yang kini menjadi standar baru dalam penyelenggaraan STQH Nasional.
Dengan inovasi ini, STQH Nasional XXVIII di Sulawesi Tenggara bukan hanya menjadi ajang syiar Al-Qur’an dan Hadis, tetapi juga menjadi barometer kemajuan tata kelola berbasis teknologi digital, menegaskan komitmen Indonesia dalam mengintegrasikan nilai-nilai religius dengan kemajuan era digital. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
