KENDARI – Kebakaran hebat kembali melanda Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Lebih dari 201 hektare kawasan konservasi itu musnah terbakar sejak Kamis (4/9/2025) hingga baru berhasil dipadamkan dini hari Jumat (5/9/2025).
Kepala TNRAW, Darman, mengungkapkan api pertama kali terdeteksi sekitar pukul 13.11 WITA oleh tim patroli Manggala Agni. Meski tim segera melakukan upaya pemadaman, medan terjal dan angin kencang membuat api sulit dikendalikan.
“Api baru bisa dikuasai sekitar pukul 01.00 hingga 02.00 WITA. Lahan yang terbakar didominasi vegetasi alang-alang dan semak belukar,” jelas Darman.
Benarkah Faktor Alam Satu-satunya Penyebab?
Meski laporan resmi menyebutkan kebakaran dipicu kondisi cuaca ekstrem, sejumlah aktivis lingkungan menduga ada faktor lain yang berkontribusi.
Aktivitas manusia, mulai dari pembukaan lahan hingga perambahan kawasan hutan, kerap menjadi penyebab utama kebakaran di kawasan konservasi.
Data WALHI Sultra mencatat, dalam lima tahun terakhir, kebakaran di kawasan TNRAW sering terjadi berulang pada titik-titik rawan yang dekat dengan akses manusia.
Ratusan Personel Dikerahkan
Dalam operasi pemadaman, satu regu Manggala Agni TNRAW, lima personel Manggala Agni Daops Sul III, staf taman nasional, serta aparat kepolisian terlibat. Mereka menggunakan dua unit kendaraan roda dua, dua unit roda empat, serta peralatan manual.
Darman menambahkan, hingga kini personel Manggala Agni masih melakukan patroli pasca-kebakaran untuk memastikan api benar-benar padam.
“Patroli terus digencarkan untuk mengantisipasi potensi titik api baru,” tegasnya.
Ancaman Serius bagi Ekosistem Rawa Aopa
Taman Nasional Rawa Aopa merupakan kawasan lahan basah internasional (Ramsar Site) yang menjadi habitat ratusan spesies, termasuk burung migran, kuskus beruang Sulawesi, dan rusa endemik.
Kebakaran berskala besar dikhawatirkan menghancurkan rantai makanan alami dan mengganggu populasi satwa yang dilindungi.
Artinya, setiap hektare savana yang hilang berarti hilangnya ruang hidup satwa dan kejadian dianggap sebagai tragedi ekologis.
Perlu Investigasi Mendalam
Meski api sudah padam, pertanyaan besar masih tersisa: apa penyebab sebenarnya dari kebakaran 201 hektare TNRAW?
Pemerintah diminta tidak hanya berhenti pada pemadaman, tetapi juga melakukan investigasi transparan, menindak pelaku jika ada unsur kesengajaan, serta memperkuat sistem mitigasi kebakaran di kawasan konservasi.
Jika kebakaran terus berulang tanpa ada langkah tegas, maka TN Rawa Aopa yang selama ini dikenal sebagai “jantung ekologi Sultra” terancam hanya tinggal nama. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
