KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), mencetuskan gagasan besar: membangun jembatan penghubung antara Pulau Muna dan Pulau Buton. Proyek ini dinilai sebagai solusi konkret untuk meningkatkan konektivitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah kepulauan Sultra yang selama ini bergantung pada transportasi laut.
Pulau Muna dan Buton merupakan dua pulau besar yang terletak di bagian tenggara Sulawesi dan dipisahkan oleh Selat Buton. Meski secara administratif sudah memiliki jaringan transportasi laut yang cukup, namun waktu tempuh dan ketergantungan pada cuaca menjadi kendala utama dalam mobilitas masyarakat dan distribusi logistik.
Pulau Muna dikenal sebagai daerah yang kaya hasil pertanian dan peternakan, dengan wilayah yang didominasi oleh dataran berbukit serta kawasan karst. Sementara itu, Pulau Buton memiliki potensi besar di sektor pertambangan aspal, pariwisata, dan kelautan, serta merupakan salah satu pusat budaya dan sejarah penting di Sulawesi Tenggara.
Kondisi geografis kedua pulau yang saling melengkapi menjadikan proyek jembatan penghubung ini sangat strategis. Kehadiran jembatan akan mempercepat pergerakan manusia dan barang, mengurangi biaya logistik, serta membuka akses ekonomi baru antara kedua wilayah.
“Sultra ini 71 persen wilayahnya adalah lautan, dan jembatan seperti ini adalah kunci integrasi antarpulau. Bukan sekadar penghubung fisik, tetapi penghubung ekonomi dan masa depan,” tegas ASR di hadapan mahasiswa dan akademisi dalam forum seminar di ASR Center Kendari belum lama ini.
Bukan Wacana Baru, Tapi Kini Lebih Serius
Gagasan pembangunan jembatan Muna-Buton sejatinya sudah pernah diwacanakan oleh pemerintah daerah sebelumnya. Namun, berbagai kendala seperti keterbatasan dana, belum lengkapnya kajian teknis, serta minimnya komitmen politik membuat proyek ini tidak kunjung terealisasi.
Kini, ASR kembali mengangkat proyek ini sebagai agenda prioritas pembangunan infrastruktur Sultra, disertai dengan pendekatan perencanaan yang lebih matang dan berkelanjutan.
Dalam seminar tersebut, ASR juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama dalam membangun daerah. Ia berencana mengembangkan potensi mahasiswa Sultra, terutama mereka yang memiliki IQ di atas 120, melalui program khusus termasuk pendidikan ke luar negeri.
“Ini investasi jangka panjang untuk masa depan Sultra. Kita perlu generasi unggul yang mampu bersaing secara global namun tetap berkomitmen membangun daerah,” jelasnya.
Dukungan Akademisi: Infrastruktur Harus Jadi Simbol Perubahan
Wakil Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Armid, menyatakan dukungan penuh atas rencana pembangunan jembatan ini. Menurutnya, selain mempercepat konektivitas wilayah, jembatan Muna-Buton bisa menjadi simbol perubahan nyata dalam pembangunan Sultra.
“Kita harus bergerak ke arah pembangunan yang inovatif dan kolaboratif. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam memberikan kajian ilmiah, desain infrastruktur, serta SDM yang siap eksekusi,” tuturnya.
Ia berharap proyek ini menjadi titik awal sinergi berkelanjutan antara pemerintah, akademisi, dan praktisi untuk menciptakan infrastruktur Sultra yang berkelanjutan dan inklusif. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post