BUTON TENGAH – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, secara resmi melakukan groundbreaking pembangunan RSUD Buton Tengah di Sulawesi Tenggara, Jumat (2/5).
Proyek ini merupakan bagian dari Quick Wins Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan status rumah sakit dari tipe D menjadi kelas C, dengan total anggaran sebesar Rp170 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat.
Langkah ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam memperluas akses layanan kesehatan berkualitas di daerah kepulauan dan tertinggal, serta memperkuat sistem kesehatan nasional secara menyeluruh.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa peningkatan infrastruktur rumah sakit harus dibarengi dengan kehadiran dokter spesialis yang memadai. Ia menyoroti pentingnya SDM untuk mengoptimalkan penggunaan alat kesehatan modern yang akan ditempatkan di RSUD Buton Tengah.
“Alat kesehatan canggih hanya bisa berfungsi jika ada dokter spesialisnya. Kita butuh sembilan hingga sepuluh orang spesialis agar layanan di rumah sakit ini berjalan optimal,” tegas Menkes dalam sambutannya.
Untuk menjawab kekurangan tenaga medis, Kemenkes telah meluncurkan program beasiswa serta sistem pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit. Menkes juga mendorong putra-putri daerah untuk mengikuti program ini dan mengabdi di daerah asal.
Saat ini, RSUD Buton Tengah telah memiliki tujuh dokter spesialis, namun Menkes mendorong penambahan spesialis di bidang bedah, obgyn, anestesi, patologi klinik, hingga saraf. Ia juga berharap ke depannya RS ini dapat dilengkapi dengan fasilitas cathlab untuk penanganan pasien jantung.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Menkes dan pelaksanaan proyek strategis ini. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa peningkatan status RSUD Buton Tengah akan menjadi langkah besar dalam mendorong kemajuan daerah.
“Dengan meningkatnya status RSUD menjadi kelas C, kita harap Buton Tengah tak hanya jadi tempat transit, tapi menjadi tujuan. Ini akan menarik tenaga kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur.
Gubernur juga menekankan pentingnya pembangunan sektor kesehatan dan pendidikan sebagai pilar utama peningkatan kualitas SDM di Sulawesi Tenggara.
Komitmen Jangka Panjang untuk Pelayanan Kesehatan yang Merata
Menkes juga menegaskan bahwa penempatan dokter spesialis harus bersifat permanen, dengan status ASN atau PPPK, bukan sekadar kontrak. Ia meminta dukungan pemerintah daerah untuk memberi kuota PNS lebih banyak kepada putra daerah agar dokter spesialis tidak mudah berpindah tugas.
“Saya minta Pak Bupati dan Pak Gubernur, utamakan putra daerah agar tenaga spesialis betah dan tidak berpindah-pindah. Surat izin praktiknya ada di saya, jadi penempatan harus tetap di Buton Tengah,” tambah Menkes.
Selain meresmikan pembangunan RSUD, Menkes juga meninjau layanan di Puskesmas Lakudo dan meluncurkan akses internet berbasis teknologi Starlink. Inisiatif ini ditujukan untuk mendukung transformasi digital layanan kesehatan di wilayah terpencil.
Acara peresmian dihadiri oleh jajaran pimpinan daerah, Forkopimda, DPRD Provinsi dan Kabupaten, tokoh masyarakat, hingga insan pers. Peletakan batu pertama oleh Menkes menjadi simbol dimulainya era baru pelayanan kesehatan untuk masyarakat Buton Tengah. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post