BOMBANA – Pemerintah Kabupaten Bombana melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) resmi mengeluarkan rekomendasi kesesuaian tata ruang untuk pembangunan kawasan industri PT Sultra Industrial Park (PT SIP). Dokumen tersebut tercatat dalam Nomor 503.14/0004/DPMPTSP/04/2025.
Rencana besar ini akan direalisasikan di Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara, dengan total luas area mencapai 1.368 hektar. PT SIP berencana mengembangkan kawasan industri yang akan menampung berbagai sektor strategis, termasuk industri pertambangan antimoni, manufaktur, hingga semi konduktor.
Meski demikian, siapa investor yang akan membangun kawasan industri itu masih misterius termasuk nilai investasinya.
Peluang Investasi Strategis di Sultra Industrial Park
Penerbitan rekomendasi ini membuka peluang emas bagi percepatan investasi industri di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Bombana. Kawasan industri ini digadang-gadang menjadi magnet baru investasi nasional bahkan global, seiring dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi berbasis hilirisasi dan teknologi.
Beberapa peluang investasi potensial di kawasan industri ini antara lain:
– Teknologi dan Inovasi Digital: Meningkatnya kebutuhan sektor fintech, e-commerce, dan layanan digital menjadikan kawasan ini prospektif bagi perusahaan teknologi.
– Energi Terbarukan dan Investasi Berkelanjutan: Pemerintah menargetkan 23% energi dalam bauran nasional berasal dari sumber terbarukan pada 2025, dan kawasan industri ini bisa menjadi bagian dari solusi tersebut.
– Industri Semi Konduktor: Dengan strategi pengembangan yang tepat, PT SIP memiliki peluang besar membangun ekosistem industri semi konduktor yang berbasis teknologi tinggi.
Pembangunan Sultra Industrial Park di Bombana diharapkan memberikan sejumlah manfaat signifikan, antara lain: Peningkatan nilai tambah dari sektor pertambangan, Terciptanya ribuan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, Kontribusi besar terhadap pendapatan negara dan daerah, Tumbuhnya sektor industri pendukung seperti logistik, pelabuhan, dan perumahan.
Agar dampak ekonomi tersebut tercapai optimal, strategi berikut menjadi kunci utama:
1. Investasi R&D (Penelitian dan Pengembangan)
2. Peningkatan kualitas infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan energi
3. Penguatan kualitas SDM lokal melalui pelatihan dan pendidikan vokasi
4. Sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi
BPN Bombana Dukung Penuh Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu PT SIP
Komitmen Pemerintah Kabupaten Bombana dalam mendorong investasi strategis kembali diperkuat dengan digelarnya Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pembangunan Kawasan Industri Terpadu yang direncanakan berlokasi di Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara pada 20 Mei 2025. Rapat penting ini berlangsung di Ruang Measa Laro, Kantor Bupati Bombana, dan dipimpin langsung oleh Bupati Ir. H. Burhanuddin, M.Si., didampingi Wakil Bupati Ahmad Yani, S.Pd., M.Si.
Salah satu sorotan utama dalam rapat ini adalah kehadiran Kepala Kantor BPN Bombana, Tageli Lase, S.SiT, yang menegaskan dukungan penuh dalam aspek legalitas pertanahan untuk memperlancar proses pembangunan kawasan industri yang digagas PT Sultra Industrial Park (SIP).
“Peran BPN sangat strategis dalam memastikan kejelasan status lahan agar investasi ini berjalan tanpa hambatan di kemudian hari,” ujar Tageli Lase.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Direktur PT SIP, Leo, para pimpinan OPD terkait, serta tokoh masyarakat setempat. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam menyambut proyek pembangunan kawasan industri berbasis smelter tersebut, yang diharapkan akan menjadi motor penggerak ekonomi Bombana ke depan.
Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, menegaskan bahwa pemerintah daerah siap mengawal penuh proses investasi ini. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bergandengan tangan demi kesuksesan pembangunan.
“Kami menyambut baik kehadiran PT SIP. Ini bukan sekadar investasi, tapi juga harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Bombana,” tegasnya.
Bombana Masuk Radar Investasi Strategis Nasional
Rencana pembangunan kawasan industri di Bombana juga sejalan dengan arah kebijakan strategis Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sultra mencatat, Bombana menjadi salah satu dari 10 lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat. Total nilai investasi dari seluruh PSN ini mencapai lebih dari Rp45,49 triliun.
Seluruh investor tersebut bergerak di sektor jasa pertambangan, baik dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Proyek-proyek tersebut diperkirakan menyerap hampir 60 ribu tenaga kerja, menjadikannya sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi Sultra.
Adapun proyek besar yang akan masuk di Bombana investornya dari PT Artha Mining Industry dengan nilai investasi Rp1,28 triliun.
Sorotan dan Protes
Namun, di balik prospek investasi yang menjanjikan, pembangunan kawasan industri ini menuai kritik dari sejumlah pihak, khususnya dari Lingkar Kehutanan Sulawesi Tenggara (LINK Sultra).
Andriansyah, juru bicara LINK Sultra, menyebut bahwa rekomendasi tata ruang yang diberikan Pemkab Bombana kepada PT SIP “terkesan janggal”. Menurutnya, lokasi yang dimaksud berada di atas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) milik dua perusahaan lain, yaitu PT Panca Logam Makmur (PT PLM) dan PT Anugrah Alam Buana Indonesia (PT AABI), yang izin usahanya masih aktif.
Selain itu, kawasan yang direkomendasikan disebut-sebut termasuk dalam kawasan hutan produksi terbatas dan areal penggunaan lain (APL), yang secara hukum perlu peninjauan menyeluruh sebelum dialihfungsikan menjadi kawasan industri.
“Perubahan tata ruang idealnya dilakukan setelah IUP berakhir atau dicabut. Tapi ini belum terjadi, dan tiba-tiba ada rekomendasi untuk pembangunan industri,” ujar Andriansyah.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala DPMPTSP Bombana, Pajawa Tarika, membenarkan bahwa pihaknya telah menerbitkan rekomendasi kesesuaian tata ruang bagi PT SIP. Namun, ia belum memberikan penjelasan lebih detail terkait posisi lahan yang berada di atas WIUP aktif.
“Ini masih tahap rekomendasi kesesuaian tata ruang,” ujar Pajawa Tarika.
Proyek Sultra Industrial Park di Bombana menjadi salah satu agenda besar pembangunan ekonomi daerah. Meski berpotensi membawa dampak ekonomi besar, isu tata ruang dan keberlanjutan lingkungan menjadi tantangan yang harus diselesaikan secara transparan dan prosedural.
Harapannya, investasi besar ini dapat berjalan seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post