KENDARI – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menghadirkan sebuah ruang kontemplatif yang merawat akar budayanya.
Melalui pameran seni instalasi bertajuk “Sagu, Natura Kultural: Alam dan Budaya dalam Ungkapan Perupa”, masyarakat diajak mengenang kembali sagu sebagai simbol identitas lokal dan ketahanan hidup masyarakat Sulawesi Tenggara.
Diselenggarakan di kawasan terbuka pinggiran Kali Kadia pada 1–17 Agustus 2025, kegiatan ini digagas oleh IDEA Project sebagai ruang kolaborasi antara seniman, pelajar, komunitas, dan relawan. Tujuannya: memperkuat kesadaran akan makna sagu—lebih dari sekadar pangan, sagu adalah narasi budaya yang hidup.
Sagu: Representasi Budaya dalam Instalasi Artistik
Pameran ini menampilkan beragam alat tradisional pengolahan sagu—seperti pemeras, pengayak, dan penumbuk—dalam bentuk instalasi artistik yang memadukan unsur tradisional dan kontemporer. Diiringi musik gambus dan karya visual dari pelajar, suasana pameran menjadi pertemuan antara ekspresi kreatif dan ingatan kolektif masyarakat.
Instalasi ini membuka ruang interpretasi baru atas sagu sebagai identitas, sekaligus mengajak generasi muda Kendari untuk menyatu kembali dengan nilai-nilai lokal yang mulai terlupakan.
Pemerintah Kota Kendari Apresiasi Pelestarian Budaya
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Kendari, Satriyawan, hadir mewakili Wali Kota untuk membuka pameran ini.
Ia menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kota terhadap kegiatan budaya yang berakar pada kearifan lokal.
“Sagu bukan hanya bagian dari makanan pokok, tapi menyimpan filosofi dan sejarah panjang masyarakat Kendari. Kegiatan seni seperti ini memperkuat rasa memiliki terhadap identitas lokal yang semakin penting di era global,” ujarnya.
Pameran yang Menumbuhkan Kesadaran Budaya
Dengan pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas, Sagu Natura Kultural tidak hanya menampilkan seni, tetapi juga menjadi ruang edukasi budaya yang hidup.
IDEA Project berharap pameran ini bisa mendorong lahirnya lebih banyak kegiatan seni berbasis kearifan lokal di berbagai sudut kota.
Lewat seni, sagu menemukan kembali maknanya—bukan sekadar bahan makanan, tapi simbol keberlanjutan, warisan leluhur, dan kekuatan identitas masyarakat Kendari. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini