KENDARI – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Sulawesi Tenggara 2025 yang digelar di Kota Baubau diharapkan menghasilkan berbagai program strategis untuk pembangunan daerah. Salah satu topik yang paling dinantikan adalah kelanjutan program Hilirisasi Aspal Buton, sebuah langkah penting menuju kemandirian aspal nasional.
Aspal Buton atau Asbuton merupakan sumber daya alam lokal unggulan dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Bahan ini adalah campuran bitumen dan batuan kapur yang memiliki potensi besar sebagai bahan baku aspal nasional. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2023, total sumber daya Aspal Buton mencapai 576,87 juta ton, dengan cadangan sebesar 218,87 juta ton.
Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton melalui Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam, serta Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa Aspal Buton adalah aset nasional yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan aditif maupun pengganti aspal minyak.
“Potensi ini menjadikan aspal Buton sebagai aset nasional yang dapat digunakan sebagai bahan aditif untuk meningkatkan kualitas aspal maupun sebagai substitusi aspal minyak,” ujar Menteri Agus Gumiwang, pada Rabu, 9 April 2025 lalu.
Hingga saat ini, terdapat 34 pabrik pengolahan Aspal Buton yang tersebar di berbagai daerah seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB. Total kapasitas produksinya mencapai 1,5 juta ton, setara dengan 324 ribu ton aspal minyak.
Namun, tingkat utilisasi industri aspal Buton masih rendah. Selama empat tahun terakhir, pemanfaatan setiap jenis produk tidak pernah mencapai 15%.
“Ini menjadi tantangan yang harus diatasi jika kita ingin menjadikan Aspal Buton sebagai tulang punggung kemandirian aspal nasional,” kata Dirjen IKFT, Taufiek Bawazier.
Visi Aspal Buton untuk 2030: Swasembada Nasional
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Kemenperin menetapkan visi besar, “Aspal Buton menjadi tuan rumah pasok aspal dalam kerangka swasembada aspal nasional 2030.”
Tiga misi utama yang dijalankan yakni Peningkatan utilisasi industri Aspal Buton yang berkualitas dan terstandarisasi, Pengembangan industri Aspal Buton murni, Penciptaan ekosistem industri hijau berbasis Aspal Buton.
Sepanjang tahun 2024, Kemenperin telah melakukan berbagai langkah strategis untuk memperkuat hilirisasi Aspal Buton, antara lain:
- Fasilitasi keikutsertaan industri dalam Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri dan 12th Malaysian Road Conference & Exhibition 2024
- Sosialisasi regulasi tata kelola Aspal Buton
- Pengkajian ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Aspal Buton
- Kajian kelayakan peralatan produksi dan pengembangan teknologi ekstraksi murni
- Koordinasi dengan Kemendagri dan Kementerian PUPR untuk mendorong pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi penggunaan Aspal Buton.
“Dengan berbagai langkah ini, kami optimistis industri aspal Buton akan tumbuh pesat, mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” tegas Taufiek. (MS Tim)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post