KENDARI – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama tiga hari berturut-turut telah memicu bencana di berbagai titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari mengonfirmasi setidaknya enam wilayah terdampak banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang, yang memaksa ratusan warga mengungsi.
Kepala BPBD Kota Kendari, Cornelius Padang, menyatakan bahwa laporan dari masyarakat terus masuk seiring dengan dampak cuaca ekstrem yang terjadi.
“Akibat curah hujan yang tinggi dan terus menerus, beberapa wilayah di daerah ini dilanda banjir, tanah longsor dan pohon tumbang berdasarkan laporan warga,” kata Cornelius pada hari Minggu.
BPBD merinci lokasi-lokasi yang mengalami bencana secara spesifik:
Banjir. Bencana banjir dilaporkan merendam beberapa kelurahan, antara lain: Kelurahan Lepo-lepo (wilayah Kali Wanggu), Kampung Salo, Kelurahan Punggaloba, Kelurahan Tipulu (sekitar 10 KK terdampak).
Tanah Longsor & Pohon Tumbang. Bencana ini terjadi di: Kelurahan Watu-watu, Kelurahan Alolama, Kelurahan Puuwatu.
“Tim kami telah menangani pohon tumbang yang menimpa rumah warga dan laporan tanah longsor juga masih terus kami tangani,” ujar Cornelius.
Dari seluruh wilayah yang terdampak, kondisi paling parah terjadi di sekitar Kali Wanggu, Kelurahan Lepo-lepo. Luapan air sungai menyebabkan banjir signifikan yang berdampak pada 172 Kepala Keluarga (KK) atau total 402 jiwa.
Para korban terpaksa harus meninggalkan rumah mereka dan mengamankan harta benda serta keluarga di tenda-tenda pengungsian yang didirikan oleh BPBD dan Kemensos.
Gubernur Turun Tangan, Janjikan Pembangunan Tanggul
Menanggapi situasi darurat ini, Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, langsung mengunjungi ratusan korban banjir di Kali Wanggu. Setelah meninjau langsung dan berdialog dengan warga, ia mengidentifikasi luapan sungai sebagai penyebab utama.
“Saya melihat penyebab banjir karena sungai meluap. Ternyata sungai itu meluap terakhir 2019, berarti tidak tiap tahun,” kata Andi Sumangerukka.
Sebagai solusi jangka panjang, Gubernur berjanji akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Kendari untuk membangun tanggul penahan air di sepanjang bantaran Kali Wanggu. Langkah ini dianggap lebih efektif, mengingat warga sebelumnya menolak opsi relokasi.
“Di sekitar situ mesti ada tanggul untuk penahan. Kalau direlokasi, pada umumnya mereka tidak mau. Saya akan cari anggarannya, kasihan masyarakat. Kalau kita tidak tangani, kelak ada hujan lebat seperti ini lagi,” tegasnya.
Pembangunan tanggul ini akan menjadi prioritas untuk mencegah bencana serupa terulang dan memberikan rasa aman bagi warga yang hampir setiap tahun was-was saat musim hujan tiba. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post