KENDARI – Di tengah hijaunya perbukitan yang membentang dan udara bersih yang menyegarkan, kebun raya Kendari menyambut kedatangan tamu istimewa pada Senin, 7 Mei 2025.
Di hari itu, Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, bersama Wakil Wali Kota Sudirman, menyambut Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara beserta delapan anggota Komisi II DPR RI dalam kunjungan kerja yang penuh makna. Kunjungan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan sisi lain dari Kendari, sebuah kota yang menghidupkan harapan melalui konservasi dan pengetahuan ilmiah.
Dengan luas 96 hektare yang terdiri dari hutan lindung dan hutan produksi tetap, Kebun Raya Kendari berdiri sebagai simbol harmoni antara manusia dan alam.
Terletak hanya 12 kilometer dari pusat kota, kebun raya ini mudah dijangkau, namun menyimpan keajaiban alam yang jarang ditemukan di tempat lain berupa keanekaragaman flora ultrabasa yang langka dan menakjubkan.
Indonesia: Surga Biodiversitas Dunia
Indonesia dikenal dunia sebagai negeri seribu pulau, namun lebih dari itu, negara ini adalah surga biodiversitas. Dengan lebih dari 28.000 spesies tumbuhan dan 350.000 jenis hewan, Indonesia masuk dalam daftar negara megadiversitas, hanya segelintir negara di dunia yang memilikinya. Meskipun hanya mencakup 1,3% dari luas daratan dunia, Indonesia menyimpan 10% dari seluruh spesies tumbuhan berbunga di bumi.
Tanaman-tanaman ikonik seperti pisang, kelapa, durian, dan rotan tumbuh subur di tanah ini, lalu menyebar ke seluruh dunia dan memberikan manfaat besar. Namun, keindahan alam ini membutuhkan lebih dari sekadar kekaguman, ia membutuhkan perlindungan.
Namun, di balik keberlimpahan ini, ada ancaman yang perlahan menggerogoti keragaman hayati itu. Deforestasi, perambahan lahan, eksploitasi sumber daya, dan perubahan iklim telah memberikan dampak yang mengkhawatirkan. Dua kawasan biodiversitas utama Indonesia yakni Sunda Barat dan Wallacea kini terancam punah.
Berdasarkan studi dalam jurnal Nature Climate Change, antara tahun 2000 hingga 2012, Indonesia kehilangan lebih dari 6 juta hektare hutan primer. Ini bukan hanya tentang kehilangan pohon, tetapi hilangnya habitat bagi ribuan spesies, serta terputusnya rantai kehidupan yang telah ada selama ribuan tahun.
Untuk mengatasi tantangan ini, konservasi dilakukan melalui dua pendekatan utama. In Situ, yang berarti menjaga spesies di habitat alaminya, dan Ex Situ, yakni melindungi spesies di luar habitat alami mereka, seperti di kebun raya.
Kebun raya bukan hanya tempat menyimpan tanaman. Ia adalah arsip hidup, laboratorium terbuka, dan pusat pembelajaran bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Di sinilah Kebun Raya Kendari memainkan peran penting sebagai penjaga biodiversitas.
Mengangkat tema “Konservasi Tumbuhan Ultrabasa,” Kebun Raya Kendari dibangun di atas tanah ultrabasa yang kaya akan magnesium, namun rendah silika dan besi. Tanah ini keras dan miskin nutrisi, namun justru menjadi rumah bagi flora-flora tangguh yang tak dapat ditemukan di tempat lain. Flora-flora ini menyimpan rahasia adaptasi luar biasa yang suatu hari nanti mungkin dapat memberikan solusi bagi tantangan dunia.
Sebagian besar koleksi tumbuhan di Kebun Raya Kendari berasal dari ekspedisi ilmiah, termasuk penelusuran kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa. Jenis-jenis langka seperti Dracontomelon dao, Syzygium sexangulatum, Vitex cofassus, dan Neuburgia celebica menjadi saksi bisu dari kekayaan flora yang hanya bisa ditemukan di tanah ultrabasa ini.
Kebun Raya Kendari tidak hanya menjadi rumah bagi tumbuhan khas ultrabasa. Di sini juga tumbuh tanaman obat, tanaman hias, serta kayu komersial yang memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Tuheteru (2008) menunjukkan bahwa spesies kayu seperti Agathis, Intsia bijuga, dan Hopea spp., kini semakin langka di alam liar, dan melalui konservasi di kebun raya, keberlanjutan mereka dapat terjamin.
Menjaga dengan Cinta, Merawat dengan Ilmu
Kebun Raya Kendari adalah contoh nyata bahwa konservasi bukan hanya soal melindungi, tetapi juga soal mencintai dan memahami alam. Ini adalah ruang di mana anak-anak bisa belajar tentang akar kehidupan, ilmuwan bisa mencari solusi ekologis, dan masyarakat dapat merasakan kembali keharmonisan dengan alam.
Kunjungan kerja para anggota Komisi II DPR RI kali ini menandakan pentingnya sinergi antara kebijakan dan ilmu pengetahuan dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Harapan besar tumbuh dari tanah ultrabasa ini, harapan akan dunia di mana kemajuan dan kelestarian alam berjalan beriringan.
“Di Kebun Raya Kendari, kita belajar bahwa meskipun tanah yang keras dan akar yang dalam sering kali tampak penuh tantangan, mereka bisa menghasilkan kehidupan yang luar biasa. Seperti pohon-pohon yang tumbuh tegak di sana, semoga komitmen kita untuk merawat bumi juga tumbuh kuat, berakar pada cinta, dan menjulang tinggi dalam harapan”. (Red)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post