KENDARI – Peringatan serius dilontarkan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara.
Pasalnya, daerah yang selama ini hanya dikenal sebagai jalur transit narkoba, kini telah berubah status menjadi wilayah tujuan utama peredaran narkotika jaringan global.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Sultra, Kombes Pol Bambang Sukmo Wibowo, S.I.K., S.H., M.Hum, dalam konferensi pers pada Jumat, 1 Agustus 2025.
“Dulu Sultra hanya sebagai jalur lintasan. Tapi sekarang, fakta menunjukkan wilayah ini sudah menjadi end user, tujuan distribusi narkoba,” tegas Kombes Bambang.
Pernyataan itu didasarkan pada hasil pengungkapan sejumlah kasus besar, salah satunya adalah temuan sabu seberat 3,2 kilogram dari jaringan Fredy Pratama, bandar kelas kakap yang terafiliasi dengan kartel narkoba internasional.
Sultra Bukan Lagi Wilayah Transit, Tapi Tujuan
Menurut Kombes Bambang, pola peredaran narkotika di Sultra mengalami pergeseran signifikan. Barang bukti yang ditemukan dalam beberapa penggerebekan terakhir tidak lagi untuk didistribusikan keluar daerah, melainkan langsung diedarkan ke pemukiman lokal, termasuk Kendari dan Kolaka.
“Permintaan lokal meningkat. Ini indikasi serius bahwa kita bukan sekadar jalur, tapi telah menjadi market narkoba,” ungkapnya.
Kondisi ini menjadi alarm keras bagi seluruh elemen masyarakat dan aparat. Polda Sultra kini memperkuat strategi penindakan dan pencegahan melalui kerja sama lintas instansi serta mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Pengungkapan Jaringan Fredy Pratama: 3,2 Kg Sabu Disita
Dalam operasi terbaru, Polda Sultra berhasil menangkap seorang pelaku berinisial AS (28), yang merupakan bagian dari jaringan narkoba Fredy Pratama. Penangkapan dilakukan pada 12 Juli 2025 di BTN Perumnas Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.
Dari tangan pelaku, petugas menyita 2 bungkus besar dan 1 sachet sedang dalam koper abu-abu, 10 sachet sedang berisi sabu dengan total berat mencapai 3.241,6 gram sabu.
AS diketahui dikendalikan oleh seorang narapidana berinisial DJ melalui komunikasi seluler. DJ memberikan perintah kepada AS untuk mengambil sabu dari sebuah hotel dan menyimpannya di titik-titik tertentu untuk diambil oleh pembeli.
Fredy Pratama, DPO Kelas Kakap yang Terhubung ke Kartel Internasional
Fredy Pratama dikenal sebagai salah satu gembong narkoba paling dicari di Indonesia. Ia masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri dan diduga terlibat dalam distribusi sabu dalam skala ton ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara.
Kombes Bambang memastikan pihaknya akan terus mengembangkan kasus ini, memburu pelaku lain, serta memperluas jaringan investigasi hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Masyarakat Diminta Aktif Melapor
Sebagai upaya pencegahan, Polda Sultra mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan narkotika. Kolaborasi antara aparat dan masyarakat menjadi kunci untuk menyelamatkan generasi muda Sultra dari bahaya narkoba.
“Pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan aparat saja. Butuh partisipasi aktif seluruh masyarakat,” pungkas Bambang. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini