JAKARTA – PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), perusahaan pelayaran dan logistik energi nasional, kembali mencatatkan pencapaian signifikan dengan mengantongi kontrak baru jasa pengangkutan bijih nikel senilai US$183 juta atau Rp2,98 triliun di Sulawesi Tenggara.
Kontrak tersebut ditandatangani dengan salah satu perusahaan tambang nikel terkemuka di wilayah tersebut.
Berdasarkan perjanjian, Transcoal Pacific akan mengangkut bijih nikel menggunakan kapal tunda dan tongkang dari titik pemuatan ke titik penyerahan yang telah ditentukan oleh pelanggan. Total volume kargo diperkirakan mencapai 100 juta metrik ton.
“Masa kontrak berlangsung selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun berikutnya, dengan total nilai mencapai US$183 juta,” ujar Denry Raymond Lelo, Direktur Utama TCPI, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/6).
Denry menambahkan, keberhasilan mengamankan kontrak jangka panjang ini merupakan bukti kepercayaan pelanggan terhadap kinerja dan kapabilitas operasional TCPI. Selain memperkuat kegiatan usaha, kontrak ini juga memberikan kepastian kelangsungan operasional perusahaan dalam jangka panjang.
Kinerja Keuangan TCPI 2025 Stabil
Pada kuartal I 2025, TCPI membukukan pendapatan bersih sebesar Rp445,58 miliar, tumbuh 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp438,78 miliar.
Meski demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sedikit menurun 1,09% menjadi Rp48,59 miliar, dari sebelumnya Rp49,13 miliar pada kuartal I 2024.
Hingga Maret 2025, total aset perseroan tercatat sebesar Rp3,69 triliun.
TCPI menargetkan pendapatan sepanjang 2025 mencapai Rp2,2 triliun, dengan belanja modal (capex) sebesar Rp700 miliar. Dana capex tersebut akan digunakan untuk membangun dua pusher barge, empat tug boat, dan enam barge baru.
Menurut Direktur TCPI, Bintang Septo Drestanto, alokasi capex tahun ini meningkat dari Rp450 miliar pada 2024. Tahun lalu, capex digunakan untuk membeli dua pusher tug dan satu kapal MV Supramax.
Dari sisi volume, TCPI menargetkan pengangkutan batu bara sebesar 42 juta ton sepanjang 2025. Hingga akhir Oktober 2024, volume angkutan tercatat mencapai 41 juta metrik ton. Sementara itu, pendapatan hingga September 2024 mencapai Rp1,42 triliun, naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.
Profil Bisnis TCPI
Sebagai emiten logistik energi terkemuka, Transcoal Pacific memiliki tiga lini bisnis utama yakni Transshipment batu bara (muat-angkut-bongkar ke kapal besar), Long-hauling batu bara (pengangkutan jarak jauh ke jetty PLTU), dan Pengangkutan minyak menggunakan oil barge.
Kontrak strategis di Sulawesi Tenggara ini sekaligus mempertegas peran TCPI dalam mendukung hilirisasi tambang nikel dan pengembangan logistik energi nasional. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini