KONAWE – Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, kian mengukuhkan posisinya sebagai lumbung pangan strategis di Indonesia Timur. Dengan produksi beras yang konsisten mengalami surplus, Konawe tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal, tetapi juga menjadi penyuplai utama beras hingga wilayah Papua.
Pada Kamis (17/4/2025), Pemerintah Kabupaten Konawe resmi mengirimkan 500 ton beras tahap pertama ke Kota Baubau. Pengiriman ini akan dilanjutkan dengan 500 ton lagi pada pekan berikutnya, menjadikan total distribusi sebanyak 1.000 ton beras melalui Bulog Kota Baubau.
Bupati Konawe, Yusran Akbar, menyatakan bahwa pengiriman ini menjadi bukti kekuatan produksi daerah sekaligus bentuk solidaritas antardaerah.
“Pengiriman beras ini menunjukkan kelebihan produksi Konawe sekaligus tanggung jawab sosial untuk mendukung wilayah yang kekurangan pasokan pangan,” ujarnya.
Tidak berhenti di Baubau, Pemkab Konawe juga telah merencanakan pengiriman 1.000 ton beras ke Papua sebagai bagian dari komitmen mendukung ketahanan pangan nasional.
“Ini baru tahap awal. Setelah pengiriman ke Baubau, kami akan distribusikan 1.000 ton beras ke Papua,” tambah Yusran Akbar.
Konawe menargetkan total serapan beras sebesar 16.000 ton, dengan produksi saat ini telah mencapai 7.000 ton. Upaya peningkatan produktivitas terus digencarkan demi memastikan ketersediaan pangan jangka panjang.
Kepala Bulog Unaaha, Abdan Jarmin, mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga pertengahan April 2025, penyerapan beras dari petani mencapai 7.000 ton. Ini menjadikan Konawe sebagai salah satu daerah dengan cadangan beras terbesar di Sultra.
Genjot Produksi
Dalam upaya memperkuat produksi pangan nasional, Bupati Konawe Yusran Akbar mengumumkan rencana strategis pencetakan sawah baru seluas 5.000 hektar. Hal ini disampaikannya usai menghadiri Rapat Percepatan Kontrak Survei Investigasi Desain (SID) di Jakarta, Senin (14/4/2025), yang digelar oleh Ditjen Lahan dan Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian RI.
Program ini merupakan bagian dari implementasi Program Prioritas Asta Cita Presiden Prabowo-Gibran, yang menargetkan swasembada pangan, energi, dan air.
“Konawe diberkahi tanah subur dan air melimpah. Potensi kita sangat besar, dan dengan dukungan pemerintah pusat, kami yakin bisa merealisasikan 5.000 hektar sawah baru,” tegas Yusran.
Data menunjukkan, Konawe memiliki cadangan lahan pertanian padi sawah seluas 9.836,67 hektar, dengan total potensi mencapai 38.176,27 hektar, namun baru sekitar 26.700 hektar yang termanfaatkan optimal.
Plt. Dirjen Lahan dan Irigasi Pertanian, Husnain, mengapresiasi langkah Bupati Konawe dan menyatakan dukungan penuh pemerintah pusat.
Konawe Penopang Ketahanan Pangan Nasional
Dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Konawe berperan penting dalam menghadapi krisis pangan global.
“Ada 44 negara terancam kelaparan. Konawe bisa menjadi harapan Indonesia untuk menghadapi krisis ini,” tegas Mentan.
“Produktivitas kita sudah sangat baik. Target kita adalah swasembada pangan secepatnya,” ujar Amran saat mengunjungi Bendungan Ameroro.
Bendungan Ameroro sendiri berpotensi mengairi 3.604 hektare sawah, termasuk 1.392 hektare lahan baru di dua kecamatan.
Meski Konawe terus menggenjot produksi, ancaman bencana alam tetap membayangi. Banjir akibat luapan Sungai Aworeka pada 4 Juli 2024 lalu merendam sekitar 400 hektare sawah, menurut data BPBD Sultra.
Penanganan banjir dan pembangunan infrastruktur irigasi menjadi fokus tambahan agar Konawe tetap bisa menjaga stabilitas sebagai lumbung pangan regional dan nasional.
Dengan surplus produksi beras, distribusi lintas daerah, serta dukungan dari pemerintah pusat, Konawe semakin menunjukkan jati dirinya sebagai lumbung pangan strategis di Indonesia Timur. Peran vital ini menempatkan Konawe sebagai tumpuan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional dan global. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post