KENDARI — Kinerja penerimaan pajak di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2025 mengalami tekanan cukup berat.
Hingga 31 Mei 2025, realisasi penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp1.190,27 miliar, terdiri dari Rp1.072,17 miliar pajak dan Rp118,10 miliar kepabeanan dan cukai. Namun, secara tahunan, penerimaan pajak melemah tajam sebesar 29,50% (y-o-y) atau menurun senilai Rp398,74 miliar. Demikian dikutip dari laporan Realisasi APBN Regional yang dipublikasikan oleh Kanwil DjPb Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (24/6/2025).
Nikel dan Aspal Jadi Sorotan
Penurunan tajam penerimaan pajak ini terutama dipicu oleh fluktuasi harga nikel di pasar global dan menurunnya permintaan ekspor komoditas aspal Buton. Dua komoditas unggulan ini sebelumnya menjadi tumpuan pendapatan daerah, namun saat ini tengah menghadapi tekanan pasar yang signifikan.
Selain itu, faktor teknis seperti penarikan Wajib Pajak (WP) cabang menjadi WP pusat, serta Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) yang cukup besar, mencapai Rp132 miliar, turut memperdalam kontraksi pendapatan perpajakan di wilayah ini.
Struktur penerimaan pajak di Sultra masih didominasi oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 61,24%, diikuti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 24,52%. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertambangan, khususnya nikel dan aspal, membuat PPh sangat rentan terhadap dinamika global.
Dengan menurunnya harga nikel dan ekspor aspal, otomatis basis pengenaan PPh juga ikut turun, berdampak langsung terhadap total penerimaan daerah.
Bea Cukai Tumbuh, PNBP Tetap Positif
Di sisi lain, penerimaan kepabeanan dan cukai justru menunjukkan pertumbuhan signifikan, naik 37,23% (y-o-y) berkat aktivitas impor gula oleh PT Prima Alam Gemilang di Bombana. Total bea masuk tercatat sebesar Rp19,55 miliar, yang berarti telah mencapai 80,96% dari target tahunan.
Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tetap tumbuh positif sebesar 4,72%, dengan total capaian Rp398,13 miliar. Sumber PNBP terbesar berasal dari Jasa transportasi: Rp57,78 miliar, Pelayanan kepolisian: Rp36,40 miliar, Pendidikan: Rp23,41 miliar.
Ekonomi Tetap Tumbuh, Tapi Butuh Perhatian
Meskipun penerimaan pajak melemah, pertumbuhan ekonomi Sultra tetap terjaga di angka 5,66% (y-o-y) pada triwulan I-2025. Namun, indikator ini perlu dibarengi dengan optimalisasi pendapatan dan penguatan sektor-sektor alternatif di luar komoditas mentah seperti nikel dan aspal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat Rp47,80 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp28,50 triliun. Demikian dikutip dari laporan Realisasi APBN Regional yang dipublikasikan oleh Kanwil DjPb Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (24/6/2025).
Meski pertumbuhan ekonomi terjaga, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,71 persen (y-o-y). Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga pada sejumlah kelompok pengeluaran, seperti: Makanan, minuman, dan tembakau: 2,29%, Kesehatan: 2,52%, Rekreasi dan budaya: 2,08%, Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,57%, Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 6,89%.
Kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan otoritas perpajakan untuk segera merumuskan langkah strategis, termasuk diversifikasi basis pajak serta penguatan sektor ekonomi domestik yang lebih tahan terhadap fluktuasi global. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini