BAUBAU – Proyek strategis nasional Jembatan Muna-Buton yang menghubungkan dua pulau besar di Sulawesi Tenggara akan segera memasuki tahap konstruksi pada tahun 2026. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI, Dody Hanggodo, saat meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan di Kelurahan Palabusa, Kota Baubau, Minggu (13/7/2025).
“Harapan kami, seluruh tahapan teknis dapat dirampungkan pada 2025, sehingga konstruksi fisik bisa dimulai tahun 2026,” ujar Dody.
Dalam peninjauan itu, Menteri PU turut didampingi Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, Anggota DPR RI Ali Mazi, Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, serta para kepala daerah dari Buton Raya, termasuk Wali Kota Baubau, Bupati Buton, Buteng, dan Busel.
Menteri PU menekankan bahwa jembatan ini akan membuka konektivitas wilayah yang selama ini terbatas, terutama di Muna, Muna Barat, dan Buton Tengah. Ia menyebut proyek ini sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi kawasan.
“Volume perdagangan akan meningkat, pariwisata dan perikanan akan terdongkrak. Ini otomatis berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sultra,” kata Dody.
Terkait desain, metode pembangunan jembatan akan bersifat konvensional, namun dengan perhitungan presisi terhadap ketinggian jembatan dari permukaan laut, agar mampu bertahan hingga 50 tahun dan tetap aman dilalui kapal.
“Kami pertimbangkan kenaikan permukaan laut akibat pencairan es kutub. Ini penting agar jembatan ini tidak hanya kokoh, tapi juga tahan terhadap perubahan iklim jangka panjang,” tegasnya.
Jembatan Penghubung Terpanjang se-Asia Tenggara
Jembatan Muna-Buton dirancang sepanjang 2.969 meter dan akan menjadi salah satu jembatan khusus dengan bentang terpanjang di Asia Tenggara.
Menurut Kepala Satuan Kerja P2JN Sultra, Hengky Hermawan, proyek ini telah memasuki tahap final perencanaan teknis dan menunggu persetujuan dari Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
“Desainnya sudah diuji di terowongan angin, dan tahun ini dilakukan validasi akhir oleh para ahli. Setelah lolos KKJTJ, baru kami usulkan anggaran konstruksinya,” jelas Hengky.
Estimasi awal pembangunan pada 2021 mencatat biaya sebesar Rp6,1 triliun, namun angka tersebut kini sedang dikaji ulang menyesuaikan inflasi dan kebutuhan teknis terbaru. Proyek ini akan dikerjakan melalui skema multi-years selama empat tahun.
Pemkot Baubau dan Pemprov Sultra Tancap Gas
Wali Kota Baubau, Yusran Fahim, menegaskan bahwa proyek ini merupakan program prioritas nasional dan telah menjadi atensi utama Gubernur Sultra. Pemkot Baubau sendiri telah menyiapkan lahan di kawasan Wahorobo, Kelurahan Palabusa, sebagai titik awal pembangunan.
“Ini bagian dari komitmen kami mendukung infrastruktur strategis nasional. Manfaatnya sangat besar bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi regional,” ujar Yusran.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota, proyek Jembatan Buton-Muna kini kian mendekati kenyataan. Jika seluruh proses berjalan lancar, konektivitas antarwilayah di Sultra akan memasuki era baru pada akhir dekade ini. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini