Melihat Kembali Jejak Peradaban di Muna Lewat Festival Liangkabori 2025

Melihat Kembali Jejak Peradaban di Muna Lewat Festival Liangkabori 2025 - MediaSultra.com

Lukisan-lukisan prasejarah di dinding Goa Liang Kabori. Ist

MUNA — Kabupaten Muna kembali menjadi sorotan nasional dan internasional dengan dibukanya Festival Liangkabori 2025, sebuah perayaan budaya yang tidak hanya menampilkan kekayaan adat istiadat lokal, tetapi juga mengungkap jejak peradaban manusia yang diperkirakan telah ada sejak 60.000 tahun silam.

Festival ini digelar mulai 11 hingga 18 Juli di kawasan Goa Liangkabori, Desa Liangkobori, sebuah situs prasejarah yang menjadi simbol peradaban kuno Pulau Muna.

Mengusung tema “Lestarikan Budaya Leluhur, Daseise Lalo Damowanu Liwu”, kegiatan ini menjadi ajang penguatan identitas budaya dan pengenalan sejarah panjang masyarakat Muna kepada publik luas.

Goa Liangkabori tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena nilai arkeologis yang luar biasa.

Berdasarkan penelitian dari Gravity University, LIPI, dan BRIN, situs ini menyimpan lebih dari 100 lukisan cadas yang menggambarkan kehidupan masa lalu, seperti gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan perahu.

“Goa Liangkabori merupakan bukti bahwa Pulau Muna sudah dihuni dan memiliki kebudayaan tinggi sejak puluhan ribu tahun lalu. Ini adalah salah satu pusat peradaban kuno Indonesia Timur,” ujar Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Hugua, saat membuka acara.

Lukisan-lukisan tersebut diyakini sebagai bentuk komunikasi visual awal manusia purba, menjadikan Liangkabori sejajar dengan situs prasejarah dunia seperti Lascaux di Prancis atau Altamira di Spanyol.

Dari Jejak Leluhur ke Festival Budaya

Festival Liangkabori 2025 menjadi ruang perjumpaan antara masa lalu dan masa kini. Di samping eksplorasi sejarah dan edukasi budaya, pengunjung juga disuguhkan berbagai atraksi seperti pertunjukan seni tradisional, seminar arkeologi, dan lomba Kaghati Kolope—layang-layang tradisional dari daun kolope yang telah diwariskan sejak zaman nenek moyang.

“Kegiatan ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga media edukasi dan promosi warisan leluhur. Kita ingin dunia tahu bahwa peradaban besar pernah tumbuh dan hidup di tanah Muna,” tambah Hugua.

Pemerintah Daerah Muna bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tengah mengupayakan agar Goa Liangkabori dapat diusulkan sebagai situs warisan budaya dunia UNESCO. Dukungan dari akademisi, komunitas adat, dan pegiat pariwisata terus menguat seiring dengan tingginya minat wisatawan terhadap destinasi wisata sejarah dan budaya.

Upaya ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui pariwisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

“Kalau ini dikembangkan dengan benar dan berkelanjutan, Goa Liangkabori bisa menjadi pusat wisata edukatif di Indonesia Timur dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” jelas Hugua.

Melalui Festival Liangkabori 2025, Muna tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menyulamnya menjadi kekuatan masa depan. Goa Liangkabori bukan lagi sekadar situs prasejarah, ia adalah identitas, kebanggaan, dan peluang bagi generasi sekarang dan yang akan datang. (MS)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Exit mobile version