KOLAKA – Bupati Kolaka, Amri Djamaluddin, menegaskan bahwa kehadiran smelter merah putih milik PT Ceria Corp merupakan tonggak sejarah baru bagi pembangunan industri hijau di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Pernyataan ini disampaikan saat ekspor perdana feronikel oleh PT Ceria Corp, Kamis (3/7/2025), yang dilakukan secara simbolis melalui pengiriman 10 kontainer pertama dari total 65 kontainer ke pasar Asia.
“Smelter Merah Putih dan ekspor perdana feronikel adalah peristiwa bersejarah di Kabupaten Kolaka. Ini bukan hanya mimpi, tapi bukti nyata kontribusi anak bangsa melalui industri pertambangan nasional,” kata Amri.
Amri mengungkapkan, selama hidup 46 tahun di Kolaka, ia hanya mendengar keberadaan tambang feronikel. Namun baru kali ini, setelah menjabat sebagai bupati, ia melihat sendiri wujud feronikel berkat smelter yang dibangun PT Ceria.
“Saat menghadiri acara PT Ceria pada 2019, saya sempat meragukan proyek ini. Lokasinya waktu itu masih hutan dan sunyi. Tapi kini, berdiri megah smelter merah putih, lengkap dengan RKEF dan fasilitas modern lain,” ucapnya.
Dengan dukungan Sindikasi Bank Mandiri, Ceria Corp berhasil membangun Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan Rectangular Electric Furnace Line I berkapasitas 72 MVA, serta fasilitas gedung perkantoran dan mess karyawan.
Dampak Nyata untuk Daerah dan Masyarakat
Bupati menyebut, kehadiran smelter milik anak bangsa ini membawa dampak signifikan, baik dari sisi ekonomi maupun sosial dan lingkungan.
“Ceria Corp tak hanya membangun smelter, tetapi juga membawa teknologi ramah lingkungan green nickel, menjalankan program CSR dan PPM, serta memberikan manfaat langsung ke masyarakat sekitar tambang,” ungkapnya.
Amri berharap, pembangunan RKEF Line II dan pengembangan fasilitas High Pressure Acid Leaching (HPAL) Line I dapat segera terealisasi, seiring komitmen kuat perusahaan dan dukungan berkelanjutan dari Bank Mandiri.
Rp 900 Miliar: Lompatan Dana Bagi Hasil Tambang untuk Kolaka
Sebagai bukti nyata kontribusi industri pertambangan, Amri menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, dana bagi hasil sektor pertambangan untuk Kabupaten Kolaka pada 2025 mencapai Rp 900 miliar, naik drastis dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp 100–200 miliar.
“Ini buah dari komitmen Ceria Corp dan hadirnya smelter merah putih. Kita doakan terus berkembang agar manfaatnya lebih luas lagi bagi masyarakat Kolaka,” pungkas Amri.
Ia menegaskan, generasi mendatang akan mengenang keberadaan smelter merah putih sebagai warisan pembangunan industri nasional pertama di Kolaka yang dibangun oleh tangan-tangan anak bangsa. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini